PORTAL BOJONEGORO - Handphone yang dulu dambaan bagi orang indonesia, kenapa sekarang demikian?
Di tahun-tahun itu sejatinya tetap kompetitif. Pada tahun 2009, mereka masih sebuah perusahaan dengan pertumbuhan tercepat di dunia menurut majalah Fortune.
Namun ancaman iPhone nyata, demikian pula dari Android yang mulai digunakan oleh beberapa produsen.
Faktor pertama, sama halnya kasus Nokia, petinggi BlackBerry (Lazaridis) gagal mengantisipasi kedatangan iPhone dan kemudian deretan ponsel Android.
Baca Juga: Paten Ponsel BlackBerry Kini Dijual Ratusan Juta Dollar AS, Huawei Beli 90 Paten Tahun Lalu
Semua berawal dari keyboard, Pada waktu iPhone dilahirkan, Lazaridis ngotot menilai bahwa keyboard fisik BlackBerry superior, dibandingkan layar sentuh.
Tahun 2010, RIM mulai transisi ke BlackBerry OS. Saat itu, RIM yang berganti nama menjadi BlackBerry dipimpin oleh CEO baru bernama Thorsten Heins.
Mereka telah membeli perusahaan software QNX yang fokus ke layar sentuh, dengan harapan nantinya akan diimplentasikan ke ponsel dan tablet. Jadi, RIM sebenarnya bukan tanpa persiapan dalam menghadapi tantangan zaman.
Ditambah lagi, Keterlambatan transisi ke layar sentuh itu membuat RIM jadi serba salah. Di satu sisi OS layar sentuh yang akan dinamakan BlackBerry 10 belum siap, dan di sisi lain ponsel BlackBerry yang dijual masih memakai BlackBerry 7.
Artikel Rekomendasi