Network
PORTAL BOJONEGORO - Saat ini, berbagai macam handphone sudah semakin canggih dan bisa digunakan apa saja, mulai dari bekerja, hiburan, hingga melakukan pembayaran debit bisa melalui handphone.
Di masa sekarang ini, teknologi tentunya akan semakin maju dan membuat semua orang tertarik untuk menggunakannya.
Istilah Nomophobia ini merupakan, akronim dari No-Mobile-Phone-Phobia dan pertama kali digunakan oleh UK Post Office pada penelitian mereka di tahun 2008.
Baca Juga: Ibu Rumah Tangga, Wajib Tau. Inilah Resep Ayam Bakar Iloni Khas Gorontalo
Namun kecanduan menggunakan handphone ini, justru telah dirasakan oleh banyak orang.
Dilansir Pikiran-Rakyat.com melalui Instagram Kementerian Informasi dan Komunikasi @kemenkominfo.
Hal ini dikarenakan keterbiasaan menggunakan handphone yang bisa membuat kita tidak bisa lepas dari benda tersebut.
Riset tersebut bertujuan untuk bagaimana mengetahui kemungkinan terjadinya gangguan kecemasan akibat penggunaan ponsel yang berlebihan.
Pada intinya, ada beberapa gejala fisik yang bisa dialami oleh penderita nomophobia antara lain yaitu detak jantung lebih cepat, sesak di dada, tubuh gemetar, sakit kepala, dan berkeringat.
Selain gejala fisik ada juga gejala emosional yang bisa terjadi pada penderita yaitu :
Baca Juga: Pecinta Kuliner Nusantara, Wajib Tau. Inilah Resep Cara Membuat Coto Makasar
• Terjadinya panik atau kecemasan saat tidak menemukan handphone atau baterai mau habis.
• Stres saat tidak bisa mengecek handphone.
• Adanya kekhawatiran tidak membawa handphone.
• Merasa cemas saat tidak bisa atau dilarang memegang handphone.
• Banyak menghabiskan waktu dengan handphone.
Nah, faktor apa saja yang bisa menjadi penyebab Nomophobia ini? Simak selengkapnya.
• Penggunaan handphone sebagai penunjang aktivtas kerja dan sehari-hari.
Baca Juga: Handphone Anda Hilang, Simak Cara Melacak Handphone Anda dengan Menggunakan Imei
• Banyaknya waktu yang digunakan dengan handphone.
• Keakraban teknologi yang sudah ahdir melengkapi zaman.
Oleh sebab itu, Bagaimana cara mengatasinya? Yakni dengan cara untuk melakukan terapi atau menggunakan obat dari dokter maupun psikiater.***
Artikel Rekomendasi