Kenali 4 Fakta Sejarah dan Budaya dalam Kuliner Gorontalo

- 18 Desember 2021, 20:40 WIB
Nasi Kuning Tili'aya dan Nasi Singkung Parut, Kenali 4 Fakta Sejarah dan Budaya dalam Kuliner Gorontalo.
Nasi Kuning Tili'aya dan Nasi Singkung Parut, Kenali 4 Fakta Sejarah dan Budaya dalam Kuliner Gorontalo. /Dok LTKl _M.Irzal / PortalBojonegoro

Portal Bojonegoro - Kuliner daerah memang selalu menarik untuk diulik, termasuk kuliner Gorontalo yang belum terlalu luas dikenal. Padahal, Gorontalo punya kekayaan kuliner yang menakjubkan, dan sudah menjadi bagian dari budaya warga Gorontalo.

Food anthropologist dan peserta MasterChef Indonesia Musim 8, Seto Nurseto, mengatakan, makanan terkait erat dengan siklus kehidupan manusia. Karena itu, ia meyakini, ada makanan Gorontalo yang terkait kelahiran, pernikahan, dan kematian. “Salah satunya, Tili’aya, yang menjadi syarat dalam acara syukuran adat,” kata Seto.

Zahra Khan, pelaku UMKM Bakul Goronto yang berdarah Gorontalo, menyebutkan, di setiap perayaan kelahiran, kematian, dan doa-doa syukur, nasi kuning dan Tili’aya selalu disajikan. Tili’aya merupakan makanan manis serupa Srikoyo dari Padang.

Baca Juga: Nikmati Perpaduan Kuliner Tradisi Ala Singapura

Seto menjelaskan, nasi kuning memang disajikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan. “Nasi kuning dibentuk segitiga karena menyimbolkan gunung emas yang melambangkan gunung kemakmuran. Dulu, nasi kuning berfungsi sebagai sesaji, sebelum orang masuk ke hutan. Namun, ketika Islam masuk, sesaji perlahan ditinggalkan.”

Zahra menyebutkan, ada sejumlah makanan khas Gorontalo yang kini mulai sulit ditemukan. Salah satunya adalah Milu Siram Pulo atau Binde Biluhuta yang menggunakan bahan dasar jagung pulut (binde pulu). Jagung jenis ini sulit didapatkan, karena banyak petani lebih suka menanam jagung kuning hibrida. Jagung pulut hanya bisa didapatkan di desa-desa tertentu saja.

Karena itu, ia senang sekali ketika Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) bekerja sama dengan sejumlah restoran untuk mengangkat Milu Siram Pulo. Kabupaten Gorontalo menjadi salah satu anggota asosiasi pemerintah kabupaten LTKL, sehingga asosiasi ini membantu kabupaten anggotanya untuk melakukan kampanye terkait bahan pangan lokal.

Milu Siram Pulo sendiri merupakan makanan yang masih sangat mungkin dihidupkan, karena jagung putih masih ada, belum punah. ”Yang harus diperhatikan adalah mencari cara meningkatkan semangat petani untuk tanam jagung putih dan jagung kuning lokal Gorontalo. Selama ini ketergantungan terhadap jagung hibrida terbilang tinggi. Para petani perlu didorong untuk menanam Varietas lokal,” kata Zahra, yang mendalami ilmu pangan.

Sementara itu, Seto mengamati pentingnya promosi yang terus-menerus. Ia mengatakan, cara promosi yang paling efektif adalah melalui acara televisi, yang bisa menjangkau banyak kalangan. Misalnya, program kuliner yang diselipkan di berbagai acara utama. Di samping itu, makanan khas Gorontalo yang kering dan tahan lama bisa lebih banyak dipromosikan di kota besar di luar Gorontalo.

Halaman:

Editor: M. Irzal

Sumber: Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL)


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini