Kalau bukan Kita yang Mengontrol Rasa, Maka Rasa yang Mengontrol Kita

- 13 Juli 2022, 06:40 WIB
Kalau bukan Kita yang Mengontrol Rasa, Maka Rasa yang Mengontrol Kita
Kalau bukan Kita yang Mengontrol Rasa, Maka Rasa yang Mengontrol Kita /Pixabay/JimboChan.

PORTAL BOJONEGORO - Rasa bisa jadi satu alasan kenapa kita mau bergerak. Kalau bukan kita yang mengontrol rasa, maka kitalah yang akan dikontrol rasa.

Rasa itupun terdiri dari rasa cinta, rasa sakit, rasa malas, banyak rasa dan jika dikatakan semua adalah rasa. Bisa jadi seni itu adalah soal rasa.

Sebagai contoh ada moment ketika sebuah tim redaksi mendiskusikan untuk kedepannya tim redaksi tersebut, di tim tersebut setiap individu mempunyai gagasan masing-masing sedangkan tim tersebut mintanya mengedepankan gagasan yang telah di diskusikan.

Baca Juga: Introvert dan Nabi Yunus, apa Hubungannya

Bagaimana langkah agar gagasan tim berjalan, juga gagasan setiap individu berjalan, caranya kita kedepankan yang tim dulu kita kurangin porsi yang individu.

Artinya jikalau tim redaksi didiskusi sepakat untuk menulis tentang ini maka kita kedepankan dulu disamping itu gagasan kita juga masih ke publish. Tim tersebut meminta untuk supaya kita mengalah kepada sebuah publish tulisan.

Kita mendahulukan apa yang diperoleh dari diskusi daripada kebiasaan yang telah diberi kepada kita.

Baca Juga: Ketika Sebuah Lalat Hinggap Di Mangkuk Tinta Imam Al- Ghazali

Tapi itulah rasa, terkadang rasa memberi kita sebuah pilihan yang dimana rasa akan selalu mengintimidasi.***

Editor: M. Irzal


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini