Terungkap! Indonesia Ternyata Utang Nyawa ke Ukraina, Simak Penjelasannya

- 22 April 2022, 22:40 WIB
Terungkap! Indonesia Ternyata Utang Nyawa ke Ukraina, Simak Penjelasannya
Terungkap! Indonesia Ternyata Utang Nyawa ke Ukraina, Simak Penjelasannya /ilustrasi Reuters/


Portal Bojonegoro – Ukraina yang tak ingin menyerah, membuat Rusia semakin brutal untuk melakukan Invasi.

Meski demikian, Indonesia memilih dan menyatakan sikapnya sebagai negara nonblok dan tidak memihak kepada salah satu pihak.

Namun, dengan keputusan tersebut tidak sedikit masyarakat Indonesia yang justru memperlihatkan sikap lebih condong mendukung Rusia dalam invasi ini.

Padahal diketahui pada masa kemerdekaan dulu, ternyata Indonesia memiliki utang nyawa kepada Ukraina. Benarkah demikian?

Baca Juga: Krisis Minyak Goreng! Akibat Konflik Rusia dan Ukraina, Malaysia Tawarkan Solusi Untuk Inggris

Sebuah dokumen melalui Persidangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukan bagaimana Indonesia tampaknya berutang nyawa terhadap Ukraina.

Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arief Havas Oegroseno pun membeberkan alasan mengapa Indonesia bisa berutang nyawa kepada Ukraina.

"Jadi pada Desember tahun 45, perdana menteri Sjahrir waktu itu mengirimkan surat ke Sidang Majelis Umum (SMU) PBB," ucapnya dikutip Portal Bojonegoro pada Selasa 19 April 2022.

"Jadi ceritanya itu kan PBB baru dibentuk, kantornya pun belum di New York tapi masih di London, dan mereka akan melakukan 'the 1st UN general assembly' pada bulan Januari tahun 46," tutur Arief Havas Oegroseno menambahkan.

Selain itu, Dia menuturkan bahwa Perdana Menteri Indonesia Sutan Sjahrir mengirim surat kepada SMU PBB terkait permasalahan Indonesia pada Desember 1945.

Dalam suratnya Sutan Sjahrir meminta agar masalah Indonesia yang sudah mendeklarasikan kemerdekaan tapi masih dijajah dan ingin lepas dari Belanda dibahas di PBB.

Baca Juga: Kapal Moskva Cruiser Rusia Tenggelam! Ukraina Mengklaim Dihantam Rudal Anti-Kapal R-360 Neptune

"Nah Belanda mengatakan 'oh nggak bisa, yang bisa mengajukan agenda pembahasan di PBB itu hanya negara anggota, bukan anda, anda bukan anggota'," jelas Arief Havas Oegroseno.

Tak hanya itu, dia juga mengungkapkan bahwa hal menarik yang terjadi pada saat itu adalah para pejuang kemerdekaan mayoritas menulis surat kepada Duta Besar Ukraina di Indonesia.

"Nah yang menarik adalah banyak para pejuang kita itu menulis surat kepada dubes Ukraina, dubes Dmitry Manuilsky, dan pada bulan Januari, Dubes Manuilsky menulis surat ke dewan keamanan langsung malah, PBB, agar the question of Indonesia itu dibahas," kata Arief Havas Oegroseno.

"Dan Dubes Ukraina mengatakan bahwa tindakan Belanda di Indonesia itu membahayakan perdamaian dan stabilitas di kawasan," ucapnya menambahkan.

Selain itu, hal menarik lainnya dalam peristiwa tersebut adalah dua negara yang mendukung Dmity Manuilsky ternyata Amerika Serikat dan Mesir.

Baca Juga: Volodymyr Zelenskyy Minta Bantuan Israel, Pasukan Militer Rusia Membuka koridor Kemanusian Untuk Ukraina

"Akhirnya Indonesia dibahas resmi di DK PBB pada bulan Januari tahun 46, inilah pertama kalinya isu Indonesia itu dibahas di SMU PBB. Sehingga perhatian dunia terhadap Indonesia menjadi sangat tinggi dan masalah kita menjadi masalah internasional," tutur Arief Havas Oegroseno.

Oleh karena itu, Arief Havas Oegroseno mengatakan bahwa Indonesia berutang kepada dua negara terpenting bagi kemerdekaan Indonesia.

"Jadi sebenarnya ada dua negara penting ya kalau menurut saya dalam konteks perang kemerdekaan kita itu, yang pertama adalah Mesir sebagai negara yang mengakui kita pertama kali, dan kedua ini Ukraina," ujarnya.***

Editor: M. Irzal

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini