Memilih Resign dari Kapal Pesiar, Rudolf Situmorang Suskes Bertani Jahe Merah di Simanindo

22 Maret 2022, 11:24 WIB
Tangkapan layar YouTube CapCapung /

PORTAL BOJONEGORO - Rudolf Situmorang memilih mundur atau resign dari pekerjaannya di sebuah kapal pesiar dan kini bertani jahe merah.

Alasan Rudolf memilih menjadi petani jahe, saat ini khususnya dikalangan milenial masih kurang yang ingin bertani khususnya jahe merah.

Dikutip Portalbojonegoro.com dari kanal YouTube CapCapunh, Rudolf menyampaikan, alangkah baiknya dimasa muda ini kita terjuan didunia pertanian.

Baca Juga: Rizky Billar Akan Diperiksa Bareskrim Polri Hari Ini Terkait Kasus Doni Salmanan

Lokasi perkebunan jahe merah trinovasi milik Rudolf berada di desa Pordomuan, kecamatan Simanindo, kabupaten Samosir, provinsi Sumatera Utara.

Diketahui, Rudolf memiliki background perhotelan dan bekerja selama 5 tahun di kapal pesiar dan menekuni tani jahe ini telah berjalan satu tahun setengah.

Untuk tekhnik bertani awalnya memanfaatkan tekhnologi dari YouTube, google dan berkonsultasi ke petani senior tentang jahe merah ini.

Baca Juga: Serial Netflix Wednesday, Christina Ricci Tampil Kembali

Belajarnya tentang bagaimana cara menanam, media tanam yang baik dan benar agar jahe bisa tumbuh dengan baik.

Tantangannya berada diawal, seperti kesulitan pemupukan dan juga cara penyiramannya karena seperempat dari total jahe yang ditanam mengalami kerusakan.

Walaupun was-was, kami terus belajar lagi tentang mengatasi hama pada jahe merah ini.

Baca Juga: Mila Kunis dan Ashton Kutcher Berikan Donasi, Presiden Ukraina Berterima Kasih

Untuk jenis jahe yang  ditanam jenis jahe organik. Jadi semua pupuknya dari bahan organik meskipun agak repot diawalnya.

Akhirnya tantangan tadi seperti daun yang berwarna kuning menjadi hijau, daunnya semakin banyak, batangnya semakin bertumbuh.

Untuk jahe merah ini sendiri sudah bisa dipanen sekitar 8 sampai 9 bulan.

Baca Juga: Pohon Cinta Dipercaya Masyarakat Sasak Sebagai Saksi Bisu Sebelum Menikah

Untuk jahe yang dipanen pada 8 bulan ,cenderung digunakan untuk bahan olahan seperti tepung atau dikonsumsi.

Dan untuk jahe merah yang dipanen pada 9 bulan hingga 12 bulan, jahe tersebut akan menjadi bibit yang akan ditanam lagi.

Jahe merah yang dipanen pada 9 bulan keatas tadi kembali ditanam secara organik dengan menggunakan pupuk cair organik karena pupuk cair organik akan diminum oleh bibit tersebut.

Baca Juga: IKM Bojonegoro Siap Merambah Dunia Ekspor

Bahan pupuk cair organik ini air beras dan kotoran kambing dicampur M4 dan air. Selanjutnya dimasukkan dalam tong dan didiamkan selama dua minggu.

Untuk pupuk organik padatnya di trinovasi ini, penanamannya tidak menggunakan tanah, melainkan menggunakan kotoran kambing, sekam arang, hasil gergajian dan daun bambu kering yang dicampur sekaligus bersama M4.

Ini akan difermentasikan yang juga ditunggu selama dua minggu untuk bisa gunakan karena hasilnya padat.

Baca Juga: Inspektorat Bojonegoro Beri Pendampingan Pelaksanaan Bantuan Keuangan Desa Guna Tertib Aturan

Untuk desa ini, UMKM nya belum ada, maka kita memutuskan tanaman jahe ini diolah untuk dijadikan produk. Pengolahan ini bisa menyerap tenaga kerja khususnya bagi anak muda di desa Simanindo ini.

Jahe merah yang diolah para anak muda ini menjadi jahe merah tepung atau powder dan siap untuk dipasarkan.

Untuk produk olahan ini, sebulannya bisa dihasilkan 240 sampai 260 kilogram yang dipasarkan disemua target dengan wadah pemasaran menggunakan sales dan platform media digital.

Baca Juga: Rizky Billar Akan Diperiksa Bareskrim Polri Hari Ini Terkait Kasus Doni Salmanan

Dan menurut Rudolf, saat ini pihaknya terus berdoa, berupaya dan bergerak dalam menjalankan tani dan bisnis jahe merah ini.***

Editor: Kamal M Babay

Tags

Terkini

Terpopuler