Kedua mahasiswa itu bertanya ini desa apa, lantas dijawablah ini Desa Penari.
Hari menjelang sore dan keduanya berpamitan untuk pulang. Mereka dibekali bingkisan yang dibungkus rapi dengan kertas koran untuk dibawa pulang.
Mereka menuju ke wisata Rowo Bayu, di bawah tiang bendera di bundaran terdapat bangunan dimana teman-temannya sudah berkumpul disana.
Mereka bercerita kepada teman-temannya bahwa mereka telah mengunjungi Desa Penari. Teman-temannya protes karena tempat mereka ini adalah desa terakhir, tidak ada desa lagi.
Baca Juga: Ternyata, Pemeran Mbah Dok di Film KKN di Desa Penari Berparas Cantik, Ini Profil Aslinya
Kemudian keduanya menunjukkan bingkisan yang rapi terbungkus kertas kepada temannya sebagai bukti.
Namun bungkusan tersebut telah berubah menjadi daun talas dan isinya kepala monyet yang terpotong dengan darah segar yang masih menetes.
Lalu si mahasiswa laki-laki ini meninggal, disusul ceweknya meninggal satu bulan kemudian setelah melihat isi bingkisan itu.
"Ini adalah cerita sesungguhnya versi dari Kepala Desa Rowo Bayu." ungkap Sudirman.
"KKN-nya kapan semuanya telah tercatat dan terdapat gambar situs sumur tua yang dilampirkan sebagai bukti," jelasnya.
Artikel Rekomendasi