Mengenal Sejarah Masjid Biru Soekarno di Rusia

- 13 April 2022, 15:40 WIB
Masjid Soekarno atau Blue Mosque di Rusia punya catatan sejarah dengan Indonesia.
Masjid Soekarno atau Blue Mosque di Rusia punya catatan sejarah dengan Indonesia. /Tangkapan Layar Youtube.com/ Katata Hub

PORTAL BOJONEGORO – Masjid Biru atau Blue Mosque di Kota Saint Petersburg adalah salah satu Masjid bersejarah yang dikenal orang Indonesia sebagai Masjid Soekarno.

Masjid ini biasa disebut oleh penduduk Muslim setempat dengan nama Sankt Petersburg Mecet, yang maknanya Blue Mosque atau Masjid Biru, seperti dilansir Portal Bojonegoro dari kanal Youtube Inspiring Stories, Sabtu, 9 April 2022.

Sejak tahun 2000 restorisasi Masjid Biru Soekarno ini sudah menelan dana hampir 30 Miliar rupiah atau tepatnya 280 juta Rubel. Berdasarkan laporan Rusia Byond, restorasi Masjid ini diperkirakan telah menelan dana hingga Rp38,7 juta Rubel atau sekitar 4,9 Miliar Rupiah untuk perbaikan interior masjid di lantai tiga.

Baca Juga: Begini Resep Agar Perempuan Tetap Awet Muda dan Cantik Alami, Menurut dr. Aisyah Dahlan

Selama 19 tahun pemugaran Masjid Biru Soekarno ini telah menghabiskan dana 280 juta Rubel atau setara dengan Rp 29, 9 Miliar Rupiah menurut laporan Rusia Byond. Renovasi yang dilakukan pada tahun 2000 sampai tahun 2015 kabarnya menyedot anggaran hingga Rp176,5 juta Rubel.

Dana tersebut berasal dari anggaran Kota Sankt Petersburg yang disediakan untuk perlindungan dan pemulihan situs warisan budaya. Pada tahun 2016 sampai tahun 2018 pekerjaan pembangunan dilakukan untuk memperbaiki Aula dan kubah. Di tahun 2019 pekerjaan merestorasi kembali dilanjutkan ke pembangunan aula di lantai dua. Kemudian di tahun ini dilanjutkan lagi ke lantai tiga.

Ketika masa berkuasanya rezim komunis Uni Soviet tahun 1920-an hingga 1991, hampir semua tempat ibadah seluruh agama, baik Kristen Ortodoks Rusia, Kristen Katolik, Islam, Yahudi serta Buddha ditutup dan sebagian besar dialihfungsikan.

Baca Juga: Keutamaan Sholat Tarawih di Bulan Ramadhan, Bagian-3

Sebagian ada yang berubah menjadi rumah sakit, asrama, penjara dan lain-lain. Masjid biru ini sendiri ditutup pada tahun 1940, dan dialihfungsikan untuk berbagai macam kegunaan, termasuk dijadikan gudang senjata semasa perang dunia kedua.

Suatu hari di sela-sela kunjungan Presiden Soekarno ke Sankt Petersburg (dahulu bernama Leningrad) di tahun 1956, beliau sempat melihat bangunan seperti masjid dengan arsitektur Asia Tengah berwarna biru. Ternyata bangunan tersebut memang secara fisik adalah sebuah masjid, yang telah beralih fungsi menjadi sebuah gudang.

Setelah kembali ke Moskow, Presiden Soekarno pun bertemu dengan pemimpin Soviet yang saat itu dipimpin oleh Nikita Khrushchev. Saat Khrushchev menanyakan kesan tentang Leningrad, sang Presiden RI malah membahas tentang kondisi masjid yang baru saja ia kunjungi.

Baca Juga: Tes Visual : Siapa Owner Diantara 3 Pria di Gambar? Kamu Orang Yang Teliti Jika Bisa Menemukan

Soekarno kemudian meminta Masjid itu agar dikembalikan sesuai fungsinya. 10 hari setelah kunjungan presiden Soekarno, bangunan itu akhirnya kembali fungsinya menjadi Masjid dan tetap berdiri tegak hingga sekarang. Umat Islam di Rusia pun sangat berterima kasih atas keberanian dan keberhasilan Presiden Soekarno yang telah mengupayakan pengembalian Masjid biru kepada umat Islam untuk difungsikan kembali sebagai tempat ibadah.

Mereka tidak pernah membayangkan ada pemimpin asing yang berani melakukan hal tersebut kepada pemimpin tertinggi Uni Soviet yang dikenal sangat anti agama, dan saat itu sangat ditakuti. Kisah tentang pengembalian fungsi masjid tersebut serta kisah pemugaran makam Imam Bukhari di Samarkand atau Uzbekistan (saat itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet) yang juga atas permintaan Presiden Soekarno masih terekam dengan baik hingga saat ini di memori kaum muslimin Rusia.

Masjid Soekarno disebut masjid biru karena bangunan tersebut memiliki kubah berwarna biru. Masjid ini mulai dibangun pada 1910 dan secara resmi dibuka pada 1913. Diriwayatkan bahwa kala itu sangatlah sulit untuk memperoleh izin pembangunan rumah ibadah umat Islam, khususnya di wilayah ibukota kekaisaran Rusia tersebut.

Baca Juga: Tes Visual : Manakah Diantara 3 Anak Ini Perempuan? Buktikan Seberapa Teliti Anda

Penguasa Rusia Tsar Nicholas kedua, akhirnya memberikan izin pembangunan masjid di tahun 1976, sebagai penghargaan atas kontribusi warga muslim yang turut membangun Kota St. Petersburg. Tsar Nicholas sendiri sebelumnya pernah berkunjung ke Indonesia (Hindia Belanda) pada 1890 saat Ia masih berstatus sebagai putra mahkota.

Upacara peletakan batu pertama pembangunan pembangunan masjid dilakukan pada tanggal 3 Februari tahun 1910 dan dihadiri tokoh-tokoh pemerintahan, keagamaan dan masyarakat lainnya termasuk diantaranya Mohammed Alim Khan, Duta Besar Kekhalifahan Ottoman serta Tevkelev, pemimpin partai muslim di parlemen Rusia (Duma).

Blue Mosque dibangun dengan meniru arsitektur Gure Amir atau makam dari Timurlenk di Samarkand. Masjid ini dilengkapi dengan menara setinggi 49 meter, kubah setinggi 39 meter dan dapat menampung hingga 5000 jamaah. Dana terbesar pembangunan masjid ini berasal dari Said Abdul Ahad Emir Bukhara (Uzbekistan).

Baca Juga: Tes Visual : Manakah Diantara 3 Anak Ini Perempuan? Buktikan Seberapa Teliti Anda

Desain bangunan Masjid bagian depan merupakan gabungan ornamen oriental dan mozaik biru pirus. Dinding masjidnya terbuat dari batu granit abu-abu. Sementara untuk kuba dan menaranya ditutupi dengan mozaik keramik berwarna biru langit.

Untuk bagian depan masjid, bangunan juga dihiasi dengan tulisan kaligrafi ayat-ayat Al-qur'an. Kemudian pada lantai bagian dalamnya terbuat dari marmer berwarna biru, dan dilapisi karpet yang dibuat oleh para pengrajin dari Asia Tengah.

Itulah sejarah singkat tentang Masjid Soekarno atau Masjid Biru Sankt Petersburg yang ada di Rusia.*

Editor: Ainur Rofik


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini