Antara Lisensi Kapal Arrowhead 140 dari Prabowo Dengan Ijin Kapal Selam Nuklir Australia

20 September 2021, 06:07 WIB
Ilustrasi kapal perang China yang memasuki Laut Natuna Utara. Antara Lisensi Kapal Arrowhead 140 dari Prabowo Dengan Ijin Kapal Selam Nuklir Australia. /Pixabay/Defence-Imagery/


Portal Bojonegoro - Lisensi Kapal Arrowhead 140 melalui Menteri Pertahanan RI Prabowo dengan Ijin fasilitas kapal selam Australia yang bertenaga nuklir ikut menjadi sorotan dan menjadi perhatian di dunia militer Tanah air.

Lisensi kapal perang Fregat tipe Arrowhead dari Prabowo Subianto, berdampak baik dan mendapat apsresiasi dari pengamat militer sebagaimana kutipan portal bojonegoro dari Pikiran- Rakyat.com.

Seperti ungkapan Beni Sukadis yang merupakan pengamat militer dari Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi), dimana menurutnya langkah Prabowo menjawab dinamika dibidang pertahanan Indonesia.

Baca Juga: 10 Wisata Pantai di Jawa Timur yang Ter- di Bahasakan

"Ini merupakan langkah maju yang perlu diapresiasi," sebut Beni dikutip Pikiran-rakyat.com dari Antara pada 18 September 2021.

Beni menambahkan bahwa saat ini Arrowhead 140 merupakan kapal perang yang sedang diminati sebagian besar didunia.

Harapannya dengan lisensi tersebut, PT PAL Indonesia bisa mengembangkan industri perkapal ditanah air dengan membuat dua kapal Fregat Arrowhead 140 yang menyesuaikan dengan kebutuhan TNI Angkatan Laut (AL).

Baca Juga: Penting Dibutuhkan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir saat Isolasi Mandiri

Meski demikian Beni mengungatkan pemerintah terkait keamanan laut di kawasan Natuna Utara yang terus mendapat pengawasan dalam operasi sejumlah kapal China di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

"Mereka memasuki ZEE Indonesia. Ini sudah kesekian kalinya kapal China masuk laut Natuna, begitupun dengan kapal perang Amerika Serikat," sebut Beni.

"Keseriusan pemerintah RI dalam melindungi kepentingan nasional dan penegakan kedaulatan Indonesia, seharusnya menjadi prioritas utama saat ini." pinta Beni Sukadis.

Baca Juga: Begini Panduan Pencegahan Covid-19 Bagi Ibu Hamil

Menanggapi pemberian lisensi kapal perang Fregat Arrowhead 140, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa kehadiran kapal tersebut dapat membuat Indonesia diperhitungkan China.

"Yakinlah angkatan laut China akan gemetar melihat fregat tipe Arrowhead 140 berpatroli di lautan Indonesia, dan akan berpikir dua kali untuk wara-wiri di lautan Natuna lagi," ungkap Sufmi Dasco Ahmad.

Sementara itu, terkait kerjasama Aliansi Australia, Amerika Serikat, dan Inggris (AUKUS), ikut mempengaruhi Negara China.

Baca Juga: Kenali Jawa Timur, 9 Kota dengan 29 Kabupaten dan Memiliki 5 Kota Terkaya

China menganggap terbentuknya kerjasama aliansi AUKUS yang mengijinkan Australia untuk mendapat teknologi dengan fasilitas pembangunan kapal selam serang bertenaga nuklir bisa berdampak buruk bagi Australia sendiri.

Sebagaimana yang dibahas dalam Media China Global Times yang dikelola pemerintah, dimana kehadiran kerjasama tiga negara tersebut bisa menyebabkan Australia mendapat serangan nuklir.

Pendapat "ahli militer senior China", Beijing mungkin menganggap Canberra sebagai ancaman nuklir, karena kapal selam bertenaga atom berpotensi dilengkapi dengan hulu ledak nuklir yang disediakan oleh Inggris atau AS, kata laporan Global Times, dikutip dari Sputnik News, Minggu, 19 September 2021.

Baca Juga: Kembali Indonesia Membeli 1,6 Juta Dosis Vaksin Pfizer, Untuk Tahapan ke- 63

"Ini (AUKUS) akan membuat Australia menjadi target potensial untuk serangan nuklir, karena negara-negara bersenjata nuklir seperti China dan Rusia secara langsung menghadapi ancaman dari kapal selam nuklir Australia yang melayani tuntutan strategis AS," kata pakar yang tidak disebutkan namanya itu.

Selain itu, Pakar militer China tersebut beranggapan bahwa China dan Rusia tidak akan memperlakukan Australia sebagai “kekuatan non-nuklir yang tidak bersalah,” tetapi sebagai “sekutu AS yang dapat dipersenjatai dengan senjata nuklir kapan saja.” jelasnya.

Bahkan menurutnya kehadiran kapal selam nuklir Australia menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan.

Baca Juga: Kesembuhan Covid-19 Secara Nasional Bertambah 94,9 Persen, per 16 September 2021

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan aliansi militer AUKUS 'sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional, mengintensifkan perlombaan senjata, dan merusak Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir'.

Seperti yang diketahui pada 16 September 2021, tiga negara yaitu Australia, Inggris dan AS menandatangani pakta pertahanan, AUKUS.

Alinasi AUKUS tersebut kerjasama dalam pertukaran informasi dan teknologi militer, serta bantuan dari Washington dan London agar Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir.***

Editor: M. Irzal

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler