Prancis Kesal Australia Diizinkan Buat Kapal Selam Nuklir

- 23 September 2021, 15:31 WIB
Presiden Emmanuel Macron, Prancis Kesal Australia Diizinkan Buat Kapal Selam Nuklir
Presiden Emmanuel Macron, Prancis Kesal Australia Diizinkan Buat Kapal Selam Nuklir /REUTERS/Stefano Rellandini

Portal Bojonegoro - Efek kesepakatan terbentuknya aliansi tiga Negara AUKUS, berpengaruh bagi Negara Prancis.

Dimana Presiden Prancis, Emmaneul Macron meradang usai Presiden Australia memilih bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Inggris.

Emmanuel Macron tidak bertemu dengan Presiden Autralia, Scott Morrison dalam waktu dekat untuk membahas masalah AUKUS.

Baca Juga: Enam Negara yang Memiliki Kapal Bertenaga Nuklir Di Dunia

Pasalnya terbentuknya Aukus dalam kerja sama pengadaan kapal Selam bertenaga nuklir yang menguntungkan Australia di kawasan Asia Tenggara.

Menurut Presiden Prancis Emmanuel Macron, merasa telah dilecehkan di aliansi Trilateral, selain itu Scott Morrison mengaku tak ingin berbicara dengan rekannya itu meskipun Joe Biden yang mengajaknya.

Prancis kesal terhadap Australia termasuk aliansi AUKUS, karena kehilangan kontrak kapal selam senilai 90 miliar dolar (Rp1.278 triliun).

Baca Juga: Antara Lisensi Kapal Arrowhead 140 dari Prabowo Dengan Ijin Kapal Selam Nuklir Australia


Sementara Scott Morrison saat berada di New York untuk sidang PBB, hanya menikmati makan malam dengan Boris Johnson di kedutaan Australia.

Menurut Scott Morrison saat tiba di New York, AS untuk sidang umum PBB, berisikeras bahwa kapal selam yang ditawarkan Prancis, tidak lagi sesuai dengan kebutuhan strategis Australia.

Selain itu Morrison mengakui akan naif untuk tidak berpikir pejabat Prancis akan marah atas penghentian kesepakatan.

Baca Juga: Britney Spears dan Pangeran Harry, Masuk 100 Tokoh Berpengaruh di Dunia

“Kami telah menjelaskan dengan sangat jelas, saya telah membuatnya sangat jelas, bahwa kapal selam konvensional tidak akan lagi memenuhi kepentingan strategis kami dan apa yang kami butuhkan untuk dilakukan oleh kapal-kapal itu," ujar Scott Morrison.

Ia menuturkan telah membicarakan secara jelas dengan pihak Prancis beberapa bulan lalu sebelum kesepakatannya dengan AS dan Inggris. Menurutnya sangat naif jika ia berpikir pihak Prancis tidak akan kecewa dengan keputusan negaranya.

"Saya hanya bisa mengutip kepala Urusan Luar Negeri dari Komisi Eropa, yang mengatakan 'Anda tidak bisa mencampur apel dan pir'. Saya pikir itu perumpamaan yang cukup bagus," katanya lagi, dikutip dari laman Express.

Baca Juga: 14 Channel TV Akan Hilang Akhir September 2021 di Indonesia

Scott Morrison akan menghabiskan beberapa waktu di New York, dan akan mengadakan pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden.

Presiden Australia, Scott Morrison juga akan turut berpartisipasi dalam pertemuan negara-negara Quad: Australia, AS, Jepang, dan India.

Meningkatnya kehadiran China di kawasan Indo-Pasifik secara luas dianggap sebagai pengaruh utama di balik kesepakatan AUKUS.

Baca Juga: Perhatian, Aturan Baru Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Dari Pemerintah

Berdasarkan perjanjian tersebut, Australia sekarang akan dilengkapi dengan kapal selam bertenaga nuklir.

Pada 2016, Prancis menyetujui kesepakatan dengan Australia untuk membangun 12 kapal selam konvensional.

Prancis mengalahkan Jepang dan Jerman untuk kesepakatan itu dan pembatalannya telah membuat hubungan Prancis-Australia dalam bahaya.

Baca Juga: Sosok Iwan Fals, Berjiwa Kritik Berhati Lembut

Pemerintah Prancis telah menarik duta besarnya dari AS dan Australia karena aliansi baru.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian juga menggambarkan langkah itu sebagai "tikaman dari belakang".

"Kami menciptakan hubungan kepercayaan dengan Australia dan kepercayaan itu telah rusak," katanya.

Baca Juga: Alami Ambeien Saat Hamil, Ini Solusinya

Uni Eropa juga berdiri di belakang Prancis atas perselisihan yang terjadi itu.***

Editor: M. Irzal

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x