Jangan Tunda Bayar Hutang Puasa Ramadhan, Ini Hukumnya

- 3 April 2022, 04:15 WIB
ilustrasi, Jangan Tunda Bayar Hutang Puasa Ramadhan, Ini Hukumnya
ilustrasi, Jangan Tunda Bayar Hutang Puasa Ramadhan, Ini Hukumnya /Pixabay.com/pictavio

PORTAL BOJONEGORO – Sobat muslim, sebagian dari kita pasti ada yang melaksanakan puasa tidak sempurna sebulan penuh selama bulan Ramadhan. Hal ini akan menjadi hutang puasa yang harus kita bayar.

Seseorang menunda membayar hutang puasa Ramadhan tanpa uzur syar’i hingga tiba Ramadhan berikutnya, maka hukumnya orang tersebut berdosa.

Maka wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta membayar hutang puasa Ramadhan yang dia tinggalkan. Adapun membayar fidyah, maka tidak wajib atasnya menurut pendapat yang lebih kuat.

Baca Juga: Wajib Mengikuti Pemerintah Dalam Penentuan Ramadhan dan Hari Raya Berdasar Perintah Allah Swt dan Sabda Nabi

Imam Mawardi asy-Syafi’i rahimahullah mengatakan,
“Jika seseorang belum membayar hutang puasa Ramadhan sampai masuk bulan Ramadhan berikutnya, maka dia berpuasa untuk Ramadhan saat ini, bukan membayar hutang puasa Ramadhan. Apabila dia telah menyelesaikan puasanya untuk Ramadhan saat ini, barulah setelah itu dia membayar hutang puasa Ramadhan yang lalu dan tidak ada kewajiban kafarah (tebusan) padanya. Ini adalah pendapat Imam Malik, Ahmad, Ishaq, al-Auza’i, ats-Tsauri”.

Selain itu, Imam Nawawi rahimahullah menyatakan,
“Apabila seseorang menunda membayar hutang puasa Ramadhan tanpa uzur sampai Ramadhan berikutnya, wajib baginya berpuasa pada bulan Ramadhan sekarang, kemudian setelah itu membayar hutang puasa Ramadhan yang telah lalu dan tidak wajib atasnya untuk membayar fidyah. Hal tesebut, merupakan pendapat Imam Hasan al-Bashri, Ibrahim an-Nakha’i, Abu Hanifah, al-Muzani dan Dawud”.

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah menukil perkataan Imam Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah, beliau berkata,
“Seseorang yang lalai membayar hutang puasa Ramadhan sampai tiba Ramadhan berikutnya, hendaklah ia berpuasa untuk bulan Ramadhan saat ini dan yang telah lalu”. Imam Ibnu Hajar berkata, “Beliau (Ibrahim an-Nakha’i) tidak berpendapat wajibnya memberi makan (fidyah) kepada orang miskin”

Baca Juga: Ramadhan Di Depan Mata! Rajut Kembali Silahturahmi, Berikut 10 Ucapan Maaf Untuk Anda

Dari semua pernyataan para Ulama diatas berdasarkan firman Allah Ta’ala pada Surat Al-Baqarah ayat 185
فَعِدَّةٌ مِنْ أيّامٍ أُخَر
“Maka (wajib baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain (setelah Ramadhan)”.

Halaman:

Editor: M. Irzal


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah