Cerita Memaknai Hidup Dan Mati Oleh Gus Baha

- 22 Mei 2022, 10:16 WIB
Gus Baha
Gus Baha /Tangkap layar YouTube/Takzim Ulama

PORTAL BOJONEGORO -  H Bahaudin Nur Salim atau sering disapa dengan Gus Baha dalam ceramahnya menceritakan memaknai soal hidup dan mati.

Menurut Gus Baha, tidak hanya kehidupan yang perlu selalu dipandang dari sisi positifnya, akan tetapi kematian yang nantinya akan datang menjemput juga demikian.

Pada ceramahnya Gus Baha juga menjelaskan bahwa definisi kematian adalah dicabutnya ruh dari jasad.

Baca Juga: Lakukanlah Amalan Ini Saat Anak Anda Lahir, Agar Dijauhkan Dari Godaan Zina

Ketika ruh dicabut, maka jasad akan mati, Dan dalam kematian itu ruh tetap hidup.

Ruh yang hidup tadi akan melewati tahap demi tahap sampai pada akhirnya nanti dibangkitkan kembali di hari kiamat, untuk melalui tahap hisab dan mempertanggungjawabkan semua perbuatan.

Dilansir dari Jendela Cianjur Pada Sabtu 21 Mei 2022, Gus Baha Cerita Memaknai Hidup dan Mati.

Baca Juga: Ingin Mempermudah Rezeki? Lakukanlah 10 Amalan Ini, Diantaranya Sholat Dhuha dan Bersedekah

Gus Baha sering menyampaikan perihal hakikat memaknai hidup dan mati.

Ia mengutip sebuah riwayat doa Nabi yang terdapat dalam kitab Al-Jami’ Shahih Muslim karya Imam Muslim berbunyi: “Allahumma aj’alil hayata ziyadatan li fi kulli khoirin, waj’alil mauta rahatan li min kulli syarrin.” (Ya Allah jadikanlah hidupku untuk menambah segala kebaikan dan matiku sebagai akhir dari segala keburukan.)

Dari riwayat doa Nabi ini Gus Baha mengambil pengertian bahwa hidup hakikatnya haruslah diarahkan kepada potensi untuk menambah kebaikan, termasuk cara-caranya.

Baca Juga: Inilah Tips Dari dr. Zaidul Akbar Yang Mampu Menghilangkan Rasa Pegal

Mati pun juga begitu, penting mengambil hikmah darinya, yaitu kematian berarti akhir dari adanya potensi melakukan keburukan.

Dengan pengertian demikian, ketika hidup di dunia, seseorang akan menjalaninya dengan terhormat karena berorientasi menambah kebaikan-kebaikan setiap waktunya.

Sedangkan jika telah tiba waktunya maut, maka ia bersyukur dan menerima dengan penerimaan yang legawa, lantaran kematiannya mengakhiri segala potensinya berbuat keburukan.***

Editor: Ainur Rofik


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x