PORTAL BOJONEGORO - Umat Muslim Indonesia punya cara tersendiri dalam mengekspresikan rasa cintanya terhadap Rasulullah SAW.
Pujian dan shalawat disuarakan bersama-sama secara khusyuk dan terkadang diiringi alunan musik tradisional gambus, hadrah, rebana, dan lainnya.
Dikutip dari kitab "Maulid al-Barzanji" karya Syekh Jafar Al Barzanji bin Husin bin Abdul Karim (1690-1766 M), seorang qadli (hakim) dari Mazhab Maliki yang bermukim di Madinah.
Keluhuran sosok Rasulullah dianalogikan dengan benda-benda langit sebagai penghias alam semesta, bahkan lebih indah dari benda-benda itu.
Baca Juga: Zona Nyaman disaat Tahu Bahwa Itu Sebuah Estetika
"Anta syamsun anta badrun Anta nuurun fawqa nuuri"
(Engkaulah surya, engkaulah purnama. Engkaulah cahaya di atas cahaya).
Sebagaimana manusia selalu merindukan hadirnya purnama. Dengan penggambaran yang demikian, sang pengarang ingin menyampaikan betapa pribadi Rasulullah begitu agung lagi penting bagi umat manusia.
(Cahaya di atas cahaya) bagaiman bisa cahaya tapi diatasnya cahaya karena itulah disebut sebagai The Real Keindahan.
Artikel Rekomendasi