Tepat 1 Tahun Lalu, Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Terjatuh, Begini Kisahnya

9 Januari 2022, 19:38 WIB
Upacara tabur bunga keluarga korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182. /ANTARA/

PORTAL BOJONEGORO - Hari ini Minggu 9 Januari 2022, tepat satu tahun lalu Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Tepatnya pada 9 Januari 2021, Pesawat Sriwijaya SJ-182 berjenis Boeing 737-500 terjatuh mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak-anak, dan 3 bayi.

Dalam kejadian pesawat Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu tak ada satu pun penumpang yang selamat yang dalam kecelakaan tragis tersebut.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Tautan Daftar Penerima BLT UMKM Rp1,2 Juta pada Januari itu Resmi? Begini Faktanya

Pesawat tersebut terbang dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta hendak menuju ke Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 mengalami kecelakaan pada empat menit setelah lepas landas.

Dilangsir Portal Bojonegoro dari Galamedia News dalam artikel berjudul “Sriwijaya Air SJ182 Rute Jakarta-Pontianak Jatuh di Kepulauan Seribu, 62 Orang Tewas pada 9 Januari 2021”.

Baca Juga: Ramalan China: 5 Shio Diramal Bakal Tajir di Tahun 2022, Shio Kamu Termasuk?

Pesawat yang dipakai dalam penerbangan ini adalah Boeing 737-500 yang telah berusia 26 tahun dengan kode registrasi PK-CLC (MSN 27323).

Pesawat ini dibuat pada tahun 1994 dan mulai digunakan oleh Continental Airlines pada tahun yang sama.

Pesawat ini kemudian digunakan oleh United Airlines mulai 1 Oktober 2010 dengan nomor registrasi N27610 sebelum akhirnya bergabung dengan armada Sriwijaya Air pada tahun 2012. Sriwijaya Air menamai pesawat ini "Citra".

Baca Juga: Inilah Ramalan Keuangan 12 Zodiak di Tahun 2022, Cek Zodiak Kamu

Di antara penumpang yang tewas dalam kecelakaan tersebut yaitu Mulyadi P. Tamsir, mantan Ketum PB HMI dan politikus Partai Hanura.

Pesawat dipiloti oleh Kapten Afwan, mantan penerbang di TNI Angkatan Udara dengan Kopilot Diego Mamahit.

Menurut AirNav Radarbox, pesawat mengalami penurunan ketinggian yang cepat selama fase pendakian dari 10.900 kaki menjadi 7.650 kaki pada pukul 14.40 WIB (07.40 UTC).

Baca Juga: Diterbitkan Menteri PANRB, Begini Ketentuan Terbaru Sistem Kerja ASN di Masa Pandemi

Flightradar24 melaporkan bahwa empat menit setelah lepas landas, pesawat turun 10 ribu kaki dalam satu menit.

Kontak terakhirnya dengan pemandu lalu lintas udara adalah pada pukul 14.40 WIB. Pesawat dilaporkan menukik ke Laut Jawa.

Laporan pertama kecelakaan pesawat di Kepulauan Seribu dilaporkan pada pukul 14.30 WIB, ketika seorang nelayan melaporkan bahwa sebuah pesawat jatuh dan meledak di laut.

Bupati Kepulauan Seribu Junaedi menyebut pesawat jatuh di Pulau Laki.

Baca Juga: Ribuan Izin Usaha Tambang, Kehutanan, dan HGU Perkebunan Dicabut Pemerintah

Pihak Kementerian Perhubungan menyatakan pesawat sempat mengalami sebuah kondisi tidak normal selama penerbangan.

Pesawat tersebut meninggalkan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta sesuai prosedur. Pesawat kemudian diizinkan untuk terbang pada ketinggian 29,000 ft.

Selama fase pendakian, jalur Penerbangan 182 melenceng menuju arah barat laut. Pemandu lalu lintas udara kemudian menanyakan kondisi tersebut kepada para awak, tetapi pesawat tersebut hilang dari pantauan radar beberapa detik kemudian.

Baca Juga: Kode Redeem FF 'Free Fire' Minggu 9 Januari 2022

Sedangkan Direktur utama Sriwijaya Air, Jefferson Irwin Jauwena menyatakan, pesawat yang terlibat berstatus laik terbang, meskipun usianya cukup tua.

Ia juga menyatakan penundaan selama 30 menit yang terjadi pada penerbangan tersebut disebabkan oleh cuaca buruk, khususnya hujan lebat, dan bukan kerusakan mekanis.

Pada 10 Februari 2021, preliminary report dirilis oleh KNKT. Dalam laporan tersebut, tenaga mesin throttle bagian kiri berkurang di saat pesawat di ketinggian 8150 kaki. sedangkan bagian kanan tetap.

Baca Juga: UPDATE, Kode Redeem PUBG Minggu 9 Januari 2022

Pada pukul 14:39:47, di ketinggian 10,600 kaki, pengatur tenaga mesin throttle bagian kiri kembali mundur, sedangkan yang kanan masih tetap. Pesawat kemudian mulai berbelok kiri.
Pada pukul 14:40:05, di ketinggian 10,900 kaki, pesawat mulai turun, dan autopilot tidak aktif. Pesawat mulai pitch up dan miring ke kiri.

Pengatur tenaga mesin bagian kiri kembali berkurang sedangkan yang kanan tetap. Lima detik kemudian, FDR mencatat autothrottle tidak berfungsi dan pesawat menunduk 10° derajat kebawah. FDR berhenti merekam 20 detik kemudian.

Selain kecelakaan Sriwijaya Air SJ182, berikut peristiwa lain yang terjadi pada 9 Januari:

Baca Juga: Update, Kode Redeem ML ‘Mobile Legend’ Minggu 9 Januari 2022

1900
Klub sepak bola SS Lazio didirikan di Roma, Italia

1916
Kerajaan Ottoman menang dalam Pertempuran Gallipoli

1951
Markas PBB dibuka secara resmi di New York City

1968
Pesawat Surveyor-7 AS mendarat di bulan, penyelidikan dengan pesawat tanpa awak

1988
Penyanyi Indonesia Gombloh meninggal di Surabaya

2005
Mahmud Abbas terpilih sebagai Presiden Palestina. Ia kemudian menandatangani kesepakatan damai dengan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon. (Lucky M. Luckman/Galamedia). ***

Editor: Ainur Rofik

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler