Fenomena Aphelion, Menjadikan Pulau Jawa Terasa Lebih Dingin Saat Malam

- 17 Juli 2021, 07:21 WIB
Citra satelit wilayah Indonesia./bmkg.go.id/
Citra satelit wilayah Indonesia./bmkg.go.id/ /

Portal Bojonegoro – Fenomena Aphelion menjadi penyebab Pulau Jawa terasa lebih dingin saat malam hari.

Dimana beberapa daerah di Pulau Jawa tepatnya di Jawa Timur, menurut masyarakat kondisinya terasa lebih dingin saat malam dan mengaitkannya dengan fenomena Aphelion.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun menerangkan antara fenomena Aphelion dengan kondisi malam hari yang terasa lebih dingin di Pulau Jawa.

Wilayah Pulau Jawa, Bali hingga NTT, saat ini menuju periode puncak musim kemarau, dimana fenomena suhu udara dingin tersebut merupakan alamiah yang umumnya terjadi di bulan Juli – September.

Baca Juga: Update Cuaca Indonesia 16–23 Juli 2021 Berpotensi Terjadi Pertumbuhan Awan Hujan, Ini Prakiraan BMKG

Periode tersebut ditandai dengan pergerakan angin dari arah timur yang berasal dari Benua Australia sebagaimana penjelasan Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat BMKG melalui website bmkg.go.id di Jakarta, pada 07 Juli 2021.

Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal, mengatakan pada bulan Juli wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.

Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia, memiliki suhu permukaan laut dan relatif lebih dingin.

"Angin monsun Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin," kata Herizal.

Halaman:

Editor: M. Irzal

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x