Network
Portal Bojonegoro – Kawula muda identik dengan pacaran, namun siapa sangka pacaran merupakan sumber kekerasan ketiga terbanyak berdasar data laporan Komisi Nasional (Komnas) Perempuan.
Tindakan kekerasan yang terjadi menurut Komnas Perempuan berada di ruang privat antara pasangan yang sedang menjalani hubungan sementara tersebut.
Sebagaimana yang disampaikan anggota Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi, yang mengaku hal tersebut berdasar laporan dari 34 Provinsi di Indonesia.
Baca Juga: Tips Move On dari Pasangan yang Menyebalkan
"Pada kurun 2015-2020 tercatat 11.975 kasus yang dilaporkan oleh berbagai pengda layanan di hampir 34 provinsi, sekitar 20 persen dari total kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di ranah privat," kata Siti Aminah Tardi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 6 Desember 2021.
Pihaknya menyebut dalam kurun waktu yang sama, rata-rata 150 kasus per tahun dilaporkan langsung ke Komnas Perempuan.
Namun demikian kasus kekerasan dalam pacaran sering berakhir dengan kebuntuan di proses hukum.
"Latar belakang hubungan pacaran kerap menyebabkan peristiwa kekerasan seksual yang dialami korban dianggap sebagai peristiwa suka sama suka. Dalam konteks pemaksaan aborsi, justru korban yang dikriminalkan sementara pihak laki-laki lepas dari jeratan hukum," tuturnya.
Aminah mengatakan NWR, korban kekerasan seksual di Mojokerto, terjebak dalam siklus kekerasan dalam pacaran yang menyebabkannya terpapar pada tindak eksploitasi seksual dan pemaksaan aborsi.
Artikel Rekomendasi