Bakamla Ajak 5 Negara ASEAN Pasang Badan Sengketa China di Perairan ZEE

- 23 Desember 2021, 08:35 WIB
Anggota BAKAMLA mengamati operasi di anjungan minyak Clyde Boudreaux di Blok Tuna, sebelah utara Laut Natuna, Bakamla Ajak 5 Negara ASEAN Pasang Badan Sengketa China di Perairan ZEE.
Anggota BAKAMLA mengamati operasi di anjungan minyak Clyde Boudreaux di Blok Tuna, sebelah utara Laut Natuna, Bakamla Ajak 5 Negara ASEAN Pasang Badan Sengketa China di Perairan ZEE. /BAKAMLA

Portal Bojonegoro – Aksi klaim China terhadap perairan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) khususnya di perairan Laut China Selatan terus menjadi sengketa.

Lima negara ASEAN yang meliputi perairan tersebut terutama Indonesia terus berupaya menuntaskan klaim negara Tiongkok tersebut, pasalnya China mengklaim perairan tersebut merupakan kawasannya.

Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia pun berencana mengajak pasukan penjaga pantai (coast guard) dari 5 negara anggota ASEAN untuk menyamakan sikap dalam menghadapi klaim China terhadap sebagian besar perairan di Laut China Selatan.

Baca Juga: China Tolak Penyelidikan WHO terkait Asal Usul Covid-19

Dimana Bakamla berencana menginisiasi pertemuan bersama Kepala Bakamla dari 5 negara ASEAN, yaitu Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam di Batam, Kepulauan Riau, pada 2022.

“Tahun depan, kami merencanakan ini pada Februari, pertemuan kepala-kepala coast guard se-ASEAN untuk melaksanakan rapat pertama kalinya di Batam. Ini mudah-mudahan bisa dilaksanakan dan inisiasi ini dari Bakamla,” kata Kepala Bakamla Laksdya TNI Aan Kurnia saat jumpa pers di Jakarta, Rabu, 22 Desember 2021.

Kepala Bakamla menyampaikan tujuan utama pertemuan itu adalah untuk menyamakan sikap dan memperkuat semangat persaudaraan antarnegara terkait tantangan keamanan di kawasan.

“Tujuan utamanya membangun brotherhood (persaudaraan) di antara coast guard. Saya mengikuti pola TNI AL saja. Mereka juga apresiasi komandan-komandan coast guard di sana,” terang Aan.

Kepala Bakamla lanjut menyampaikan kesamaan sikap dan persaudaraan itu penting, agar ada kesamaan tindakan terutama terkait adanya tantangan keamanan dan ancaman terhadap hak kedaulatan di masing-masing wilayah.

“Yang diganggu banyak karena nine-dash line (China). Kalau (kami) di lapangan harus buat kesamaan tindakan,” tegas dia.

Halaman:

Editor: M. Irzal

Sumber: Antara


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah