Hadapi Gugatan WTO, Presiden Jokowi: Enggak Apa-apa Digugatin Terus Belum Tentu Kita Kalah

- 11 Maret 2022, 21:59 WIB
Hadapi Gugatan WTO, Presiden Jokowi: Enggak Apa-apa Digugatin Terus Belum Tentu Kita Kalah.
Hadapi Gugatan WTO, Presiden Jokowi: Enggak Apa-apa Digugatin Terus Belum Tentu Kita Kalah. /ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra./


PORTAL BOJONEGORO – Larangan ekspor nikel mentah tidak akan menyurutkan niat pemerintah Indonesia untuk menghentikan ekspor tambang bahan mentah. Meski gugatan yang tengah dihadapi Indonesia di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Meskipun ditengah gugatan WTO, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia sudah melihat langsung manfaat kebijakan tersebut sebagaimana dirasakan dengan lompatan nilai ekspor nikel.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo,
"Tapi begitu kita bilang stop nikel, stop ekspor, dan bahan mentah nikel, ya kita digugat sama Uni Eropa. Enggak apa-apa, saya sudah perintahkan bauksit tahun ini stop, biar digugat lagi," ujar Jokowi.

Baca Juga: Tolak Tambang PT TMS, Masyarakat Seruduk Kantor Gubernur dan Polda Sulut

Lanjutnya, "Bauksit stop, nanti tahun depan stop lagi tembaga atau timahnya, biar digugat lagi. Enggak apa-apa digugatin terus, belum tentu kita kalah, tapi belum tentu juga kita menang," kata Presiden Jokowi menambahkan pada Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret di Surakarta, Jawa Tengah, yang disiarkan langsung di kanal YouTube resmi UNS tersebut.

Dikutip Portal Bojonegoro dari Antara News, Presiden menuturkan kebijakan penghentian ekspor tambang bahan mentah adalah salah satu wujud dari keberanian mentransformasi ekonomi yang akan memberikan manfaat dan peluang jangka panjang demi stabilitas.

Selain itu, Presiden mengungkapkan bahwa Indonesia sebelumnya hanya menangguk pendapatan perdagangan sekira Rp 15-20 triliun saat masih mengekspor nikel mentah.

“Angka itu melonjak jauh menjadi Rp300 triliun pacht 2021 setelah menerapkan kebijakan ekspor nikel dalam bentuk setengah jadi dan jadi, dan Keberanian itu harus kita lakukan, kalau kita enggak pernah mencoba kita enggak akan pernah tahu menang atau kalah kita benar atau enggak benar" katanya.

Baca Juga: Warga Trenggalek Gelar Aksi Tolak Tambang Emas SMN

Presiden juga mengatakan "Tapi yang ini bener. Stop (ekspor mentah) itu bener. Kita tahu karena dari Rp15 triliun melompat jadi Rp300 triliun," ujar Presiden melengkapi.

Presiden meyakini bahwa dengan penghentian ekspor tambang bahan mentah Indonesia juga akan mendapatkan banyak manfaat termasuk kenaikan nilai investasi di dalam negeri termasuk arus modal dari luar negeri.

Sebelumnya, saat menghadiri Konferensi G20 di Italia pada 2021, Presiden juga mengingatkan lagi pesan yang sempat disampaikannya terkait kebijakan penghentian ekspor tambang bahan mentah.

Selain itu, Presiden menegaskan bahwa terkait bahan tambang mentah, asalkan ada arus balik berupa pembangunan industri di Tanah Air. Jadi Indonesia tidak tertutup dan siap menjalankan kerja sama perdagangan dengan negara lain.

Baca Juga: Kemah Seblat Kampanye Selamatkan Alam Dari Tambang Batu Bara

Presiden Jokowi juga menilai bahwa BUMN atau swasta kita bisa mengelolanya.
"Bisa kerja sama dengan BUMN kita, swasta kita atau mereka sendirian juga tidak apa-apa asalkan di Indonesia," katanya.

"Enak banget kita setorin mereka bahan bakunya... Pajak mereka yang dapat. Pembukaan lapanga kerja mereka yang dapat. Terus kita dapat apa? Ya kan. Kita ditakut-takuti terus. Tak gugat di WTC tak gugat di WTO. Gugatlah," tutup Presiden.

Diketahui Lepas acara itu, Presiden juga menyempatkan diri meresmikan UNS Tower Gedung Ki Hadjar Dewantara.

Dalam rangkaian acara Dies Natalis ke-46 UNS juga menyampaikan penghargaan Parasamsya Anugraha Dharma Bhakti Upa Baksana kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati atas kontribusinya dalam kebijakan fiskal yang berkeadilan di tengah pandemi Сovid-19.***

Editor: M. Irzal

Sumber: Antara


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah