Tolak Tambang PT TMS, Masyarakat Seruduk Kantor Gubernur dan Polda Sulut

- 31 Oktober 2021, 08:45 WIB
Tolak Tambang PT TMS, Masyarakat Seruduk Kantor Gubernur dan Polda Sulut.
Tolak Tambang PT TMS, Masyarakat Seruduk Kantor Gubernur dan Polda Sulut. /Portal Bojonegoro/M Irzal


Portal Bojonegoro - Gerakan Save Sangihe Island (SSI) dengan beberapa gerakan mahasiswa turun aksi menuntut tolak tambang PT TMS beroperasi.

Aksi tersebut dilakukan di dua lokasi berbeda yakni, Kantor Gubernur Sulut dan Polda Sulut.

Dengan atribut hitam, pengikat kepala merah, dan pita merah putih dilengan kiri dilengkapi dengan tali yang mengelilingi peserta aksi di halaman Kantor Gubernur Sulut.

Baca Juga: Warga Trenggalek Gelar Aksi Tolak Tambang Emas SMN

Pada aksi demo sontak terdengar teriakan tolak tambang PT TMS, tolak tambang. "Torang so kase makan pa ngoni, Torang datang ngoni tutup, jangan datang ke Sangihe. Kami datang baik-baik untuk membicarakan terkait permasalahan PT. TMS," ungkap pendemo saat meminta Gerbang Kantor Gubernur Sulut dibuka, Kamis, 28 Oktober 2021.

Setelah beberapa menit dihalangi, akhirnya gerbang dibuka dan massa aksi mulai melakukan orasinya didepan kepala Kesbangpol Sulut , Evans Steven Liow dan kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulut, Marly E. Gumalag yang dikawal ketat pihak Kepolisian, TNI dan Satpol PP.

"Masyarakat Sangihe sangat menjaga daerahnya. Saat ini, perusahaan sedang beroperasi, dimana hati nurani bapa dan ibu sekalian, itu pulau kecil yang sangat jelas dilindungi oleh undang-undang (UU), kenapa itu dilanggar, jika kita bicara UU mari kita bicara bersama-sama dan hadirkan rakyat, jangan hanya mutuskan secara sepihak, kami akan terus berjuang dan Sangihe harus utuh, jangan ada proses pertambangan lagi disana," orasi ketua WALHI Theo Runtuwene.

Baca Juga: Rela Mengobati Warga Hingga ke Kapuas Hulu Perbatasan Indonesia - Malaysia

Selain Ketua WALHI, dari pihak SSI diwakili Jull Takaliuang. "Masyarakat Sangihe tidak pernah dilibatkan dalam proses pembuatan Amdal. Hari ini, orang Bowone kaget dikarenakan satu kampung digusur dan sesuai gambar PT. TMS akan dibangun pabrik, apakah bapak-Ibu pernah pergi dikampung Bowone," tanya aktivis perempuan ini kepada kepala Dinas DLH Provinsi Sulut.

"Apakah ibu pernah datang ke Bowone. Ibu yang sudah merekomendasikan adanya ijin lingkungan. Ibu harus tau perempuan disana berkelahi karena air, rata-rata pekerjaan yang dilakukan PT. TMS menghilangkan air dan Bowone saat ini kesulitan air, kemudian apa yang dilakukan para abdi negara kita yaitu Kadis DLH Provinsi Sulut yang menyiksakan orang Sangihe," tegasnya.

Halaman:

Editor: M. Irzal


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini