Berikut Penyebab Keputihan Yang Berwarna Coklat Pada Wanita, Simak! Cara Mengatasinya

- 10 Juni 2022, 13:35 WIB
Ilustrasi. Ciri Keputihan Tanda Awal Kehamilan atau Haid
Ilustrasi. Ciri Keputihan Tanda Awal Kehamilan atau Haid /Pexels/Andrea Piacquadio

PORTAL BOJONEGORO - Keputihan berwarna coklat biasanya sering dialami para wanita secara normal dan teratur.

Normalnya, keputihan berwarna coklat terjadi pada awal atau akhir periode menstruasi, serta pada masa kehamilan.

Proses pelekatan sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim dapat menyebabkan keluarnya bercak darah yang dikenal sebagai bercak atau perdarahan implantasi.

Baca Juga: Beberapa Langkah Yang Dilakukan Kemenkes Untuk Mengurangi Penderita Penyakit Kanker Serviks

Keputihan atau yang juga dikenal dengan istilah leukorrhea adalah cairan yang keluar dari vagina.

Keluarnya cairan ini merupakan kondisi normal dan lumrah terjadi pada setiap wanita.

Akan tetapi, banyak wanita yang langsung cemas begitu mengetahui bahwa ia mengalami keputihan.

Baca Juga: Berikut Beberapa Ciri Kanker Serviks Yang Harus Anda Waspadai

Karena katanya, keluarnya keputihan merupakan tanda dari infeksi atau bahkan kanker serviks.

Hal ini memang tidak sepenuhnya salah. Meski begitu, pada sebagian besar kasus, keputihan sebenarnya merupakan hal yang normal, Seperti yang dilansir dari BeritaSoloRaya, Keputihan pada Wanita Apakah Normal? Simak Penjelasannya Berikut.

Penyebab keputihan berwarna coklat:

1. Servisitis

Servisitis atau radang leher rahim umumnya disebabkan oleh infeksi menular seksual.

Penyakit ini bisa saja tidak bergejala, dan jika bergejala, biasanya adalah berupa keputihan berwarna coklat atau keputihan yang disertai darah.

Selain itu, servisitis juga mungkin untuk menimbulkan keluhan lain, seperti frekuensi buang air kecil menjadi sering, buang air kecil terasa menyakitkan, anyang-anyangan, serta perdarahan dan nyeri saat berhubungan intim.

Servisitis yang tidak diobati dengan baik lama kelamaan bisa menyebabkan radang panggul (PID).

Baca Juga: Kencing Berbau Kopi Apakah Berbahaya Bagi Kesehatan? Berikut Penjelasan Dari dr. Saddam Ismail

2. Atrofi vagina

Kondisi yang juga dikenal sebagai vaginitis atrofi
ini terjadi karena berkurangnya hormon estrogen. Atrofi vagina biasanya dialami oleh wanita yang telah memasuki masa menopause.

Atrofi vagina dapat menyebabkan peradangan atau iritasi pada vagina serta berkurangnya cairan pelumas alami vagina.

Kondisi ini bisa menyebabkan wanita mengalami beberapa keluhan, yakni rasa sakit saat melakukan hubungan intim, vagina terasa kering, perih, dan terdapat keputihan berwarna kecoklatan.

Baca Juga: 9 Jenis Makanan Ini, Bisa Luruhkan Batu Ginjal Secara Alami, salah satunya tumbuhan Rosella, Bersama Dr. Ema

3. Polip rahim

Polip rahim juga bisa menjadi penyebab keputihan berwarna coklat.

Tidak hanya keputihan, penyakit ini juga bisa menimbulkan gejala-gejala lain, seperti perdarahan vagina setelah berhubungan intim dan perdarahan menstruasi yang lebih banyak dari biasanya.

Jika tidak diobati, polip rahim bisa membuat penderitanya berisiko mengalami infertilitas atau sulit untuk hamil.

4. Kanker serviks

Pada tahap awal, kanker serviks umumnya tidak bergejala.

Namun, seiring berkembangnya keparahan penyakit ini, penderitanya bisa mengalami gejala, seperti keputihan berwarna coklat, nyeri di bagian bawah perut atau panggul, nyeri saat berhubungan seksual, dan kesulitan buang air kecil.

Selain itu, kanker serviks juga bisa menyebabkan penurunan berat badan serta perdarahan vagina di luar periode menstruasi, setelah menopause, atau setelah berhubungan intim.

Baca Juga: Kontrol Kadar Kolesterol, Dengan Rutin Mengkonsumsi Ketumbar, Berikut Beberapa Manfaatnya

Cara Mengatasi keputihan yang berwarna coklat:

Setelah penyebabnya diketahui, dokter baru bisa memberikan pengobatan untuk mengatasi keputihan berwarna coklat dengan tepat.

Berikut adalah beberapa langkah pengobatan yang bisa dilakukan oleh dokter:

1. Pemberian obat-obatan

Untuk mengobati atrofi vagina, dokter bisa memberikan terapi pengganti hormon.

Terapi ini bisa dilakukan melalui pemberian tablet minum atau krim vagina yang mengandung estrogen.

Selain itu, untuk melembapkan vagina yang kering, dokter bisa menyarankan penggunaan gel atau pelumas vagina berbahan dasar air.

Baca Juga: Ungkapan Haru Ridwan Kamil Usai Jenazah Anak Sulungnya Ditemukan

2. Kemoterapi dan terapi radiasi

Kedua terapi ini umumnya dilakukan untuk menangani kanker serviks.

Dengan pemberian kemoterapi dan terapi radiasi, sel-sel kanker yang tumbuh di serviks dan yang sudah menyebar ke bagian tubuh atau organ lain bisa dibasmi.

Terapi ini bisa dilakukan sebelum atau setelah tindakan operasi.

3. Operasi

Operasi umumnya diperlukan untuk mengatasi keputihan berwarna coklat yang disebabkan oleh polip rahim atau kanker serviks.

Operasi ini bisa dilakukan dengan metode laparoskopi yang minim sayatan atau dengan bedah terbuka.***

Editor: Ainur Rofik


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x