Antara Lisensi Kapal Arrowhead 140 dari Prabowo Dengan Ijin Kapal Selam Nuklir Australia

- 20 September 2021, 06:07 WIB
Ilustrasi kapal perang China yang memasuki Laut Natuna Utara. Antara Lisensi Kapal Arrowhead 140 dari Prabowo Dengan Ijin Kapal Selam Nuklir Australia.
Ilustrasi kapal perang China yang memasuki Laut Natuna Utara. Antara Lisensi Kapal Arrowhead 140 dari Prabowo Dengan Ijin Kapal Selam Nuklir Australia. /Pixabay/Defence-Imagery/

"Ini (AUKUS) akan membuat Australia menjadi target potensial untuk serangan nuklir, karena negara-negara bersenjata nuklir seperti China dan Rusia secara langsung menghadapi ancaman dari kapal selam nuklir Australia yang melayani tuntutan strategis AS," kata pakar yang tidak disebutkan namanya itu.

Selain itu, Pakar militer China tersebut beranggapan bahwa China dan Rusia tidak akan memperlakukan Australia sebagai “kekuatan non-nuklir yang tidak bersalah,” tetapi sebagai “sekutu AS yang dapat dipersenjatai dengan senjata nuklir kapan saja.” jelasnya.

Bahkan menurutnya kehadiran kapal selam nuklir Australia menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan.

Baca Juga: Kesembuhan Covid-19 Secara Nasional Bertambah 94,9 Persen, per 16 September 2021

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan aliansi militer AUKUS 'sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional, mengintensifkan perlombaan senjata, dan merusak Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir'.

Seperti yang diketahui pada 16 September 2021, tiga negara yaitu Australia, Inggris dan AS menandatangani pakta pertahanan, AUKUS.

Alinasi AUKUS tersebut kerjasama dalam pertukaran informasi dan teknologi militer, serta bantuan dari Washington dan London agar Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir.***

Halaman:

Editor: M. Irzal

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x