Karena Rasa itu Selera, bukan Berarti Kita Bergantung pada Rasa

- 13 Juli 2022, 06:30 WIB
Karena Rasa itu Selera, bukan Berarti Kita Bergantung pada Rasa
Karena Rasa itu Selera, bukan Berarti Kita Bergantung pada Rasa /Pexels/pixabay/

PORTAL BOJONEGORO - Tapi itulah rasa, terkadang rasa memberi kita sebuah pilihan yang dimana rasa akan selalu mengintimidasi perkara.

Kenapa rasa mengintimidasi karena rasa itu sebuah selera, setiap selera itu berbeda-beda, artinya di dunia ini ada yang namanya kaum Adam, kaum Hawa, dari situ aja sudah beda, banyak sekali malah perbedaannya.

Disetiap itulah dibekali yang namanya rasa. Kita ambil contoh Nabi Muhammad SAW, beliau Rasulullah menghadap Ilahi Rabbi pada hari Senin pagi tanggal 12 Rabiul Awal Tahun 11 Hijriyah bertepatan 633 Masehi. Beliau wafat pada usia 63 tahun lebih empat hari.

Isyarat dekatnya ajal Rasulullah dimulai ketika beliau beriktikaf selama 20 hari di bulan Ramadhan tahun 10 Hijriyah. Sebelum ajal menjemput, beliau memang sakit sampai tidak bisa mengimami salat jamaah di masjid.

Baca Juga: Ini Tips Menghilangkan Rasa Gelisah yang Menghantui

Hingga pada suatu hari datanglah Malaikat maut bertamu ke rumah beliau untuk mengambil ruh Rasulullah yang mulia.

Kedatangan tamu itu sebenarnya ditolak oleh putri tercinta Sayyidah Fatimah Az-Zahra radhiyallahu 'anha, tetapi setelah Rasulullah menjelaskan bahwa yang datang adalah Malaikat maut, akhirnya Fatimah mempersilakan masuk.

Malaikat maut datang menghampiri, Rasulullah menanyakan kenapa Malaikat Jibril tidak ikut menyertainya.

Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. Ketika Jibril datang ke hadapan Rasulullah, beliau berkata: "Ya Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" tanya Rasululllah dengan suara yang lemah.

Halaman:

Editor: M. Irzal


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini