Militer Belanda Lakukan 'Kekerasan Berlebihan' Pada Revolusi Nasional Indonesia, PM Belanda Minta Maaf

- 18 Februari 2022, 16:48 WIB
Warga mengungsi dengan mengangkut anak-anak dalam keranjang di jalan antara Sumedang dan Bandung dalam aksi polisional pertama (Agresi Militer I Belanda) antara 23-27 Juli 1947.
Warga mengungsi dengan mengangkut anak-anak dalam keranjang di jalan antara Sumedang dan Bandung dalam aksi polisional pertama (Agresi Militer I Belanda) antara 23-27 Juli 1947. /Dok. Hugo Wilmar/

PORTAL BOJONEGORO - Perlakuan 'Kekerasan Berlebihan' militer Belanda terhadap Indonesia diungkap melalui tinjauan sejarah.

Berdasarkan hal tersebut Perdana Menteri Belanda menyampaikan permintaan maaf atas nama pemerintah Belanda.

Hal tersebut sebagaimana dilangsir Portal Bojonegoro dari Pikiran Rakyat dalam artikel berjudul " PM Belanda Minta Maaf ke Indonesia Atas Kekerasan, HNW: Perlu Ada Kompensasi Kerugian "

Baca Juga: Pemilik Weton Ini Mampu Memikat Orang Tanpa Susuk: Mampu Menarik Simpati Siapa Saja

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menyampaikan permintaan maaf penuh kepada Indonesia setelah adanya tinjauan sejarah menemukan bahwa militer Belanda melakukan 'kekerasan yang berlebihan' selama Revolusi Nasional Indonesia (1945-1949).

"Kami harus menerima fakta memalukan. Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada rakyat Indonesia hari ini atas nama pemerintah Belanda," kata Mark Rutte dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters, Jumat, 18 Februari 2022.

Menanggapi permintaan maaf Belanda itu, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan perlunya ada kompensasi kerugian bagi bangsa Indonesia.

Baca Juga: Virus Corona Dapat Dideteksi Dengan Tahan Nafas 10 Detik, Fakta atau Hoax?

Kompensasi kerugian itu kata HNW, terutama atas pengakuan resmi atas Kemerdekaan NKRI pada 17 Agustus 1945.

Halaman:

Editor: Kamal M Babay

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x