Ketum PB HMI Affandi Ismail Poin Penting Resolusi HMI Untuk Indonesia

- 14 Juni 2022, 04:58 WIB
Ketum PB HMI Affandi Ismail Poin Penting Resolusi HMI Untuk Indonesia.
Ketum PB HMI Affandi Ismail Poin Penting Resolusi HMI Untuk Indonesia. /HMI Cabang Manado

Portal Bojonegoro – Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Affandi Ismail menjelaskan Resolusi HMI untuk Indonesia saat menutup Pleno III PB HMI di di Wisma Haji Kota Manado pada Jumat, 10 Juni 2022.

Pria kelahiran Mangkutana, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, 2 Juni 1986 ini, menjelaskan hasil Pleno III PB HMI yang digelar di Kota Manado kemarin mengangkat tema Resolusi HMI untuk Indonesia.

“Jadi memang pembahasan yang paling penting terkait mengenai tema Pleno III tema yang kita angkat adalah resolusi HMI untuk Indonesia, Revolusi Indonesia berbicara tentang apa saja yang kita lihat yang kita potret berbagai dimensi kehidupan lalu menawarkan resolusi.

Lebih lanjut mahasiswa Program Doktoral Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (PPs UNJ), mengulas panjang lebar terkait wajah pendidikan, ekonomi, politik dan demokrasi serta iklim politik Indonesia saat ini.

Baca Juga: PB HMI Restui Cabang Aceh Timur Menjadi Tuan Rumah Kongres HMI Ke-33

Potret Pendidikan Indonesia

“Yang pertama kita memotret wajah pendidikan bahwa kita, bahwa masih betapa banyaknya persoalan-persoalan di dunia pendidikan, terutama persoalan kesejahteraan guru, persoalan kompetensi gurui itu satu, yang kedua persoalan kualitas peserta didik, yang ketiga persoalan infrastruktur sarana prasarana, yang ketiga variabel itu secara umum kita lihat masih belum merata,

“Nah, sehingga kita mendorong mendesak kepada pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun daerah, maka harus ditingkatkan anggaran pendidikan, dalam pengamatan kami bahwa 20% yang tersebutkan di dalam undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003, disana disebutkan bahwa 20% APBN dan APBD untuk pendidikan itu masih kurang perlu ditambah, kemudian yang lainnya juga adalah terkait mengenai pendidikan ilmiah, pendidikan yang kritis pendidikan yang pendidikan yang konstruktif, itu yang kemudian harus digalakan oleh pemerintah secara merata.”

“Kemudian dunia pendidikan harus selamat dari upaya-upaya untuk me-liberalisasi, harus selamat dari upaya-upaya mensekularisasi, memprivatisasi, menswastanisasikan pendidikan, itu segera persoalan di dalam dunia pendidikan terutama pendidikan kita harus benar-benar mampu membangun karakter building atau pembangunan karakter terhadap generasi muda karena generasi muda ini adalah generasi masa depan yang akan mengisi kehidupan di masa mendatang dalam semua sektornya,” katanya.

Halaman:

Editor: M. Irzal


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x