Pemdes Klampok dan Komunitas BTD Gelar Kajian Sejarah Bojonegoro

- 26 Juni 2022, 18:44 WIB
Pemdes Klampok dan Komunitas BTD Gelar Kajian Sejarah Bojonegoro
Pemdes Klampok dan Komunitas BTD Gelar Kajian Sejarah Bojonegoro /

PORTAL BOJONEGORO – Pemerintah Desa (Pemdes) Klampok berkerjasama dengan Komunitas Bodjonegoro Tempo Doeloe (BTD) mengelar acara Ngopi Bareng Kajian Sejarah Bojonegoro, bertajuk “Apa itu Sejarah, Mengapa Belajar Sejarah?” di Balai Desa Klampok, Sabtu 25 Juni 2022.

Kepala Desa Klampok, Agus Suprianto, mengatakan acara kajian sejarah bisa memberikan sebuah ilmu dan wawasan mengenai sejarah yang ada di Bojonegoro.

“Masih banyak sejarah yang belum tercatat dan ada juga penemuan sejarah yang baru terungkap, sehingga saya berharap kajian sejarah ini bisa dijadikan sebuah buku agar catatan sejarah Bojonegoro bisa tersaji secara komplit untuk menambah khazanah maupun referensi sejarah kepada masyarakat,” ujar Agus.

Baca Juga: Ingin Turunkan Kolesterol Dengan Cepat, Cukup Konsumsi 5 Sayuran Berikut Ini

Agus juga berharap acara kajian sejarah ini bisa menjadi tranfer ilmu dari Narasumber kepada warga Klampok, terutama kepada para remaja, “karena saya menaruh sebuah harapan kepada pemuda ada sebuah perubahan besar untuk terus melestarikan sejarah agar tidak lekang oleh waktu,” ungkapnya.

Narasumber Niko Fatkuria, selaku Pengiat Sejarah Era Majapahit, menyampaikan di masa Majapahit nama Bojonegoro belum dikenal dan lebih dikenal dengan nama Matahun dengan rajanya bernama Bhre Matahun.

“Mayoritas pekerjaan masyarakat Bojonegoro pada era Majapahit sebagai pengerajin kayu, sedangkan di era Majapahit akhir berganti menjadi pengerajin logam” ungkap Niko.

Baca Juga: Jaga Kesehatan Usus dengan Membatasi Konsumsi Pemanis Buatan, Berikut Penjelasannya

Menurut Narasumber Karebet Mangun kusumo selaku Pengiat era Demak – Mataram, setiap batu nisan itu menyimpan informasi penting sebuah sejarah, terutama berkaitan dengan jenis batu, bentuk nisan, motif dan ornamen nisan, bahasa serta aksara yang digunakan.

“Batu nisan kuno tersebut sangat penting bagi studi sejarah dan arkeologi untuk membantu mengungkap latar belakang sejarah pada masa lalu,” terangnya.

Kemudian, Siti Mahmudah penulis buku Tembakau Bojonegoro, menceritakan mengenai buruh perkebunan tembakau di Bojonegoro sekitar tahun 1860 serta dinamika dalam penerapan sistem ketenagakerjaan di perkebunan tembakau semasa kolonial.

Baca Juga: Simak! Manfaat Buah Kedondong Bagi Kesehatan, Salah Satunya Mampu Meningkatkan Imunitas

Sementara itu, Narasumber Ngastasio Kertonegoro selaku Pengiat Era Kolonial Belanda menceritakan tentang awal masuknya Belanda di Bojonegoro, hingga asal usul nama Bojonegoro.

Ngastasio juga menyampaikan pentingnya memahami dan mempelajari proses sejarah. sehingga dapat memberikan pembelajaran bagi masyarakat terhadap sejarah yang ada di Bojonegoro.

“Alhamdulillah acara kajian ini mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak yang sangat positif sehingga bisa dapat menimba ilmu bagi kita semua atas sejarah yang ada di Bojonegoro,” ujar Ngastasio yang sekaligus salah satu pendiri Bodjonegoro Tempo Doeloe.

Baca Juga: Inilah Penyakit Yang Lebih Berbahaya Dari Penyakit Fisik, Simak Penjelasan Dari dr. Zaidul Akbar

Pemerhati Sejarah, Mahmudi mengatakan sejarah bisa dijadikan cermin komparatif bagi generasi penerusnya, sehingga jika belajar dari sejarah maka tentunya bisa tau mana yang perlu digunakan, diperbaiki atau di tindak lanjut, karena sejarah merupakan komponen yang penting.

“Saya sangat mendukung acara kajian sejarah seperti ini karena dengan mengetahui sejarah bisa memberikan manfaat untuk mengetahui secara detail dan benar tentang apa, siapa, kapan, dimana dan dampak dari peristiwa tersebut. Dengan begitu, kita bisa menambah wawasan dan pengetahuan mengenai peristiwa atau kejadian tertentu,” pungkasnya. ***

Editor: Ainur Rofik


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini