Network
Portal Bojonegoro - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Jogjakarta kembali erupsi dengan meluncurkan guguran lava pijar, pada Rabu, 29 September 2021.
Jarak luncur dari guguran lava Gunung Merapi maksimal 1.800 meter yang mengarah ke barat daya pada Rabu dini hari hingga pukul 06.00 WIB.
Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, mengatakan bahwa selama periode pengamatan Gunung Merapi, mengalami 29 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-27 mm yang berlangsung selama 17-118 detik.
Baca Juga: Panglima TNI Terkait Polemik Penyusup PKI di Tubuh TNI, Itu Nasehat Waspada
Selain itu sempat terjadi tujuh kali gempa hembusan dengan amplitudo 4-8 mm selama 13-15 detik.
Gunung Merapi, juga mengalami 26 gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 5-14 mm selama 5-7 detik dan 15 gempa fase banyak dengan amplitudo 5-9 mm selama 4-8 detik.
Terpantau pihak pengamat gunung, asap bertekanan lemah berwarna putih keluar dari kawah Gunung Merapi pada Rabu pagi.
Baca Juga: Hilangnya Patung Tokoh Penumpasan G30 S PKI di Museum, Ini Jawaban Kostrad
Sementara itu, pada periode pengamatan Selasa (28/9) pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat 13 kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke arah barat daya.
Berdasarkan analisis morfologi pada periode 17 samai 23 September 2021, BPPTKG mencatat kubah lava barat daya Merapi memiliki volume 1.600.000 meter kubik dan volume kubah tengahnya 2.854.000 meter kubik.
Sejauh ini status Gunung Merapi dari pengawasan BPPTKG masih bertahan pada status level III atau Siaga.
Baca Juga: Inovasi Terbaru, Motor Listrik Dengan Power 1000 Tenaga Kuda
Untuk guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya, yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Apabila terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung.***
Artikel Rekomendasi