Langka, Penyu Belimbing Panjang 174 Centi Muncul di Kalbar

- 27 September 2021, 06:17 WIB
Langka, Penyu Belimbing Panjang 174 Centi Muncul di Kalbar.
Langka, Penyu Belimbing Panjang 174 Centi Muncul di Kalbar. /kkp.go.id


Portal Bojonegoro - Kejadian langka di pesisir pantai di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, dengan kemunculan penyu terbesar di dunia, yaitu penyu belimbing.

Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan bahwa kejadian tersebut langka karena lokasi tersebut hanya terdapat penyu hijau.

"Kemunculan penyu belimbing sebagai penyu terbesar di dunia ini sangat langka dan terjadi di Pantai Paloh yang merupakan tempat peneluran penyu yang biasanya didominasi oleh penyu hijau,” jelas Plt Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Pamuji Lestari dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 26 September 2021.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Muncul, Siswa Harus Jaga Jarak Saat PTM

Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) yang muncul panjang lengkung karapasnya 174 cm, dengan lebar karapas 114 cm, dan untuk lebar jejak 194 cm didapati tengah menggali lubang untuk bertelur di pantai Sungai Belacan.

Penyu tersebut didapati oleh petugas enumerator dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak dan para mahasiswa praktik kerja lapangan (PKL) Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Tanjungpura yang sedang melakukan monitoring dan pendataan penyu.

Pantai Paloh yang memiliki panjang mencapai 63 km termasuk dalam kawasan konservasi daerah sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 93 Tahun 2020 tentang Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KKP3K) Paloh dan Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Barat.

Baca Juga: Rumah Mewah di Tangerang, Jadi Pabrik Sabu Sindikat Internasional Asal Iran

"Penyu mempunyai peran yang sangat penting dalam ekosistem laut. Keberadaannya menjadi salah satu indikator kesehatan suatu perairan. Kemunculan jenis penyu belimbing dengan ciri khas karapasnya yang berbentuk juring-juring seperti buah belimbing ini sangat jarang terjadi, apalagi rute jelajahnya yang sangat tinggi antar negara bahkan benua," katanya.

Lebih lanjut Tari mengatakan bahwa KKP3K Paloh dan Perairan sekitarnya yang merupakan kawasan konservasi mampu meningkatkan kelestarian kehidupan biota laut di sekitarnya dan harus dikelola lebih baik.

Pelestarian kawasan tersebut berpedoman pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 31 Tahun 2020, tentang Pengelolaan Kawasan Konservasi dan Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi.

Baca Juga: Meski Belum Terdeteksi Varian R 1, Pemerintah Tetap Waspada Pintu Masuk Udara dan Laut

Dimana semua jenis penyu telah dilindungi secara penuh oleh pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Status penyu masuk dalam daftar merah The International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan Appendiks I Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES).

Oleh karena itu penting upaya konservasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan dan Surat Edaran Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 526 tahun 2015 tentang Pelaksanaan Perlindungan Penyu, Telur, Bagian Tubuh, dan/atau Produk Turunannya.

Baca Juga: ASN yang Sudah di Vaksin, Prioritas Harus Masuk Kantor

Sementara itu, Kepala BPSPL Pontianak, Andry Sukmoputro menyampaikan sebagai bentuk perlindungan dan pelestarian penyu, BPSPL Pontianak telah melakukan kegiatan monitoring dan pendataan populasi penyu di Pantai Peneluran Penyu Paloh sejak tahun 2016.

Monitoring tersebut berkolaborasi dengan WWF Indonesia melalui pendataan populasi oleh enumerator dan melaporkan hasilnya setiap bulan.

Dalam pendataan penyu, enumerator melibatkan masyarakat lokal yang tergabung dalam kelompok masyarakat Wahana Bahari Paloh dan POKMASWAS Kambau Borneo.

Baca Juga: Wakil DPR Aziz Syamsuddin Diamankan KPK Terlibat Dugaan Korupsi di Lampung

Tercatat bahwa penyu yang mendarat di Pantai Peneluran Paloh mencapai lebih dari 2.000 ekor tiap tahunnya dan didominasi oleh penyu hijau (Chelonia mydas).

Selain penyu hijau, terdapat pula penyu sisik (Eretmochelys imbricataI) dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea) yang mendarat.

Hingga saat ini jumlah penyu yang telah mendarat mencapai lebih dari 1.000 ekor dan masih didominasi oleh penyu hijau.

Baca Juga: Cegah Penularan, Satgas Covid-19 Kenalkan Sistem Bubble di PON Papua

Kejadian penyu belimbing yang mendarat dengan kondisi hidup dan memeti (mencari tempat untuk bertelur) tersebut adalah yang pertama kalinya terjadi pada tahun 2021 di Pantai Peneluran Penyu Paloh.***

Editor: M. Irzal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x