Penting Dibutuhkan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir saat Isolasi Mandiri

- 18 September 2021, 06:28 WIB
Ilustrasi Isolasi Mandiri, Penting Dibutuhkan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir saat Isolasi Mandiri.
Ilustrasi Isolasi Mandiri, Penting Dibutuhkan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir saat Isolasi Mandiri. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

Portal Bojonegoro - Sejumlah kebutuhan penting untuk ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir untuk mrencegah Covid-19 atau saat isolasi mandiri.

Nah hal apa saja yang penting dipersiapkan saat isolasi mandiri akibat Covid-19 bagi Ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir, sebagaimana lansiran covid19.co.id dalam webnya.

Berikut sarana dan prasarana isolasi mandiri di rumah vitamin prenatal D3 vitamins lingkungan rumah/ kamar:

Baca Juga: Kesembuhan Covid-19 Secara Nasional Bertambah 94,9 Persen, per 16 September 2021

1. Gunakan kamar terpisah dari anggota keluarga yang lain.

2. Ventilasi udara dan cahaya di rumah harus baik.

3. Jendela kamar dibuka secara berkala.

4. Disediakan tempat sampah bertutup.

5. Pastikan rutin membersihkan area rumah yang sering disentuh seperti gagang pintu, keran air, wastafel, toilet, saklar lampu, meja, kursi.

Baca Juga: Transisi Pandemi – Endemi, 3 Kunci Utama Hidup Dengan Covid-19

6. Kamar mandi terpisah, jika tidak tersedia maka peralatan mandi harus terpisah dan ruang kamar mandi disemprot desinfektan setelah digunakan.

7. Tidak serumah/satu lokasi dengan kelompok risiko tinggi: bayi, lansia, keluarga dengan imun rendah/komorbid tidak terkontrol

Selain itu penting dipersiapkan :

1. Termometer
2. Pengukur saturasi oksigen
3. Catatan perkembangan harian
4. Vitamin dan obat sesuai rekomendasi dari tenaga kesehatan

Baca Juga: Luhut Pandjaitan, PPKM Terus Berlaku Nasional Hingga Covid-19 Hilang

Kemudian selalu membersihkan dengan air dan sabun atau deterjen atau cairan pembersih khusus. Diantaranya gagang pintu, wastafel, meja, keran, remote TV dan AC, kursi/ sofa, toilet, dan saklar lampu.

Menjaga kesehatan ibu hamil dan nifas selama isoman, langkah – langkahnya sebagai berikut:

1. Tidak perlu cemas dan bersedih,

2. Berpikir hal yang menyenangkan,

3. Beribadah dan berdoa untuk menenangkan hati.

Baca Juga: Ibu Hamil Sekarang Bisa Ikut Vaksin Covid-19, Begini Penjelasannya

Untuk nutrisi ibu hamil :

1. Makanan dengan gizi seimbang sesuai kebutuhan.

2. Enam vitamin (D, A, C, Folat, B6, B12) dan empat mineral (zinc, besi, tembaga, dan selenium) sangat penting untuk fungsi normal sistem kekebalan tubuh. Vitamin dan obat tanpa gejala dan gejala ringan

3. Vitamin C 500 mg 3-4 kali sehari atau tablet hisap vitamin C 500 mg/ 12 jam untuk 14 hari.

4. Vitamin D 1000-5000 IU/ hari.

Baca Juga: September 2021, Mahasiswa Terima Bantuan UKT Covid-19 sebesar Rp745 miliar

5. Dapat diberikan multivitamin tambahan yang mengandung vitamin B, E, dan zinc.

6. Obat antivirus: sesuai anjuran dokter, tidak diberikan secara rutin, pemberian antivirus perlu dipertimbangkan manfaat dan risiko bagi ibu dan janin.

7. Parasetamol bila demam.

Ibu hamil saat isolasi mandiri sangat membutuhkan dukungan keluarga:

1. Selalu berkomunikasi aktif dan berbagi berita gembira.

2. Selalu memberikan perhatian pada kehamilan dan bayi yang dikandung.

Baca Juga: Simak Bantuan Kuota Data Internet dan UKT 2021 sebesar Rp13,2 Triliun Pandemi Covid-19

3. Membantu pekerjaan rumah dan menyediakan kebutuhan sehari-hari.

4. Memastikan ibu hamil cukup makan dengan gizi seimbang, minum obat dan vitamin sesuai anjuran tenaga kesehatan.

5. Memastikan kontrol suhu dan saturasi oksigen dengan benar, segera bawa ke Fasilitas Kesehatan jika kondisi menurun.

Kapan harus ke rumah sakit? :

1. Gejala ringan berubah menjadi gejala sedang.

2. Gerak janin berkurang atau lemah. Cara menghitung gerakan janin secara mandiri (pada usia kehamilan 28 minggu ke atas) :

Baca Juga: Kapal Motor Umsini, Kini jadi Lokasi Isolasi Apung Pasien Covid-19

- Catat dan hitung tendangan/gerakan janin selama 2 jam.

- Minimal janin bergerak 10 kali dalam 2 jam.

- Jika dalam 2 jam pertama gerakan janin belum mencapai 10 gerakan, dapat diulang 2 jam berikutnya sampai maksimal diulang 6x (12 jam).

- Bila belum mencapai 10 gerakan dalam 2 jam setelah diulang 6X, segera ke Fasilitas Kesehatan.

3. Adanya tanda bahaya kehamilan.

4. Adanya tanda-tanda persalinan.

Baca Juga: Kreatif, Warga Surabaya Rakit Robot Delta Pencegah Covid-19

5. Adanya tanda bahaya nifas.

Untuk pemenuhan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan nifas :

1. Pastikan ibu menyimpan nomor telepon/ kontak dari Puskesmas terdekat atau tenaga kesehatan yang dapat dihubungi jika ibu membutuhkan konsultasi.

2. Konsultasikan: - Keluhan terkait kehamilan. - Keluhan terkait perkembangan gejala Covid-19. - Konsumsi obat-obatan lain.

3. Tetap mendapatkan pelayanan bagi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dengan beberapa penyesuaian.

Sementara untuk pelayanan bagi ibu hamil :

Baca Juga: Masyarakat Ketakutan Efek Samping setelah Vaksin Covid-19 Lamban Berpikir, Ini Faktanya

1. Pemeriksaan kehamilan melalui janji temu/ teleregistrasi (secara online/telpon) dan akan diberikan pertanyaan untuk mencari faktor risiko/ gejala Covid-19.

2. Ibu yang sedang isolasi mandiri tetap dapat melakukan pemeriksaan kehamilan secara online/ telepon, atau sesuai arahan dokter.

3. Pemeriksaan kehamilan pada kehamilan normal minimal 6x: 1x di trimester I, 2x di trimester II, 3x di trimester III.

4. Pemeriksaan kehamilan oleh dokter minimal 2x untuk mencari faktor risiko termasuk pemeriksaan USG pada trimester I dan trimester III.

5. Pelajari Buku KIA dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari, segera ke Fasilitas Kesehatan jika ada risiko/ tanda bahaya.

Baca Juga: Kartu Vaksin dan Tes PCR Covid-19 'Wajib' Aturan Baru Pemerintah

6. Tetap minum tablet tambah darah. Pada ibu hamil suspek/ probable/ terkonfirmasi Covid-19: Tablet tambah darah sesuai pertimbangan dokter yang merawat.

Sedangkan bagi pelayanan bagi ibu bersalin:

1. semua persalinan dilakukan di Fasilitas Kesehatan.

2. Ibu hamil tetap di rumah saja minimal 14 hari sebelum taksiran persalinan. Untuk daerah dengan risiko tinggi transmisi dilakukan skrining Covid-19 pada H-7 sebelum taksiran persalinan.

Rujukan persalinan terencana untuk ibu hamil dengan:

Baca Juga: Vaksin Covid-19, Antara Petugas yang Kelelahan dengan Banyak Warga Menolak

1. Memiliki risiko persalinan.
2. Status suspek dan terkonfirmasi Covid-19.

Pemilihan tempat persalinan ditentukan kondisi saat pemeriksaan risiko persalinan, kondisi saat menjelang persalinan, dan status ibu terkait Covid-19.

Hasil pemeriksaan Covid-19 dicatat di Buku KIA dan dikomunikasikan ke fasiltas kesehatan tempat rencana persalinan KB pasca salin tetap dilaksanakan sesuai prosedur, diutamakan menggunakan implan dan IUD.

Untuk pelayanan bagi ibu nifas dan bayi baru lahir:

Baca Juga: Ivermectin Obat Manjur Covid-19, Pakar UI: Politikus yang Promosikan tak Masuk Akal

1. Ibu nifas dengan status suspek/ probable/terkonfirmasi Covid-19 melakukan isolasi mandiri selama 14 hari setelah pulang ke rumah. Kunjungan nifas setelah isolasi mandiri selesai.

2. Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya di masa nifas dan bayi baru lahir (lihat Buku KIA) Jika ada tanda bahaya, periksakan ke tenaga kesehatan.

Kunjungan 1 dilakukan di Fasilitas Kesehatan Kunjungan 2, 3, 4 dilakukan sesuai zona dengan metode datang ke Fasilitas Kesehatan atau kunjungan rumah atau media online.

Pelayanan KB tetap sesuai jadwal dengan janji temu dan menerapkan protokol kesehatan, diutamakan implan dan IUD.

Baca Juga: 5 Khasiat Minum Air Kelapa, Enak lagi Bergizi

Mengakhiri Isolasi Mandiri, berapa lama isolasi mandiri? Tetap ikuti petunjuk tenaga kesehatan setempat untuk menyatakan selesai isolasi mandiri.
Orang tanpa gejala 10 hari sejak pengambilan hasil swab PCR/ antigen yang hasilnya positif.

Orang dengan gejala ringan 10 hari sejak muncul gejala ditambah 3 hari bebas gejala. Jika gejala masih dirasakan maka isolasi diperpanjang.

Pasca isolasi mandiri:

1. Ibu hamil dan ibu nifas dianjurkan agar tetap kontrol rutin untuk pemeriksaan kehamilan dan pasca persalinan/ nifas sesuai program dengan persetujuan dokter.

Baca Juga: Minuman Jus yang Bisa Mengobati Segala Macam Penyakit dan Memanjangkan Umur, Ini Penjelasannya

2. Setelah melewati masa isolasi, ibu dapat kontrol ke Puskesmas atau klinik terdekat, atau melalui telekonsultasi.

3. Buat perjanjian terlebih dahulu melalui telepon atau menggunakan layanan teleregistrasi.

4. Mematuhi Protokol Kesehatan 6M dan ingat untuk menggunakan masker ganda jika harus keluar rumah atau ada anggota keluarga yang mempunyai aktivitas berisiko tertular Covid-19.

5. Setelah selesai isolasi mandiri tidak perlu dilakukan pemeriksaan ulang swab antigen/PCR.

Pencegahan Penularan Covid-19 pada bayi baru lahir,

Baca Juga: Penting Untuk Diketahui, Antara Gaya Hidup vs Kualitas Hidup

1. Senantiasa mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah memegang bayi dan sebelum menyusui.

2. Gunakan masker medis di dalam dan masker kain di luar saat menyentuh bayi, menggendong bayi, atau saat memberi ASI.

3. Jauhkan bayi dari orang sakit.

4. Hindari kebiasaan mencium dan menyentuh wajah bayi.

5. Berikan ASI saja sampai anak berusia 6 bulan, dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.

Baca Juga: Lima Pengaruh Akibat Kebiasaan Minum Es Boba Bagi Tubuh

6. Jika ibu/ pengasuh dan bayi berbeda status Covid-19, disarankan ibu/ pengasuh tetap menjaga jarak 2 meter dari bayinya, kecuali saat menyusui atau memberikan ASI perah atau saat merawat bayi.

7. Pengasuhan bayi sehat dilakukan oleh orang yang sehat dan tidak menderita Covid-19. Jika bayi dan anggota keluarga ada yang menderita Covid-19 bersamaan, dapat dilakukan isolasi bersama.

Syarat Isolasi Mandiri Bayi Baru Lahir :

1. Hasil swab PCR/ antigen positif,
2. Bayi tampak sehat : - Mampu menghisap saat menyusui, dapat minum, dan menangis kuat - Bayi bergerak aktif

Baca Juga: Moeldoko Bereaksi dengan Tuduhan ICW, Terlibat Obat Manjur Covid-19

Lingkungan Sehat:

1. Masuk cahaya matahari.
2. Ventilasi udara baik.
3. Terhindar dari paparan polusi udara (debu, asap).
4. Luas ruangan mampu menampung bayi berjarak 2 meter dengan tempat tidur ibu/pengasuh.
5. Tempat tidur bayi yang rutin dibersihkan setiap hari.
6. Tersedia tempat pembuangan sampah bekas bayi yang terpisah.
7. Mudah akses/ menghubungi ke Fasilitas Kesehatan terdekat atau tempat bersalin.

Baca Juga: China Tolak Penyelidikan WHO terkait Asal Usul Covid-19

Syarat Pengasuh Bayi Baru Lahir Yang Isolasi Mandiri:

1. Sehat, tidak memiliki penyakit penyerta, usia usia <60 tahun.
2. Menjaga kebersihan dan mematuhi protokol kesehatan.
3. Pengasuh tidak berganti orang.
4. Mampu mengenali tanda bahaya pada bayi baru lahir.

Hal yang diperlukan :

• Termometer.
• Catatan pemantauan harian.
• Buku KIA.
• Apabila dimungkinkan tersedia alat pengukur saturasi oksigen untuk bayi baru lahir.

Baca Juga: Pemerintah Gelontorkan Rp22,88 triliun Membayar Klaim Rumah Sakit Penanganan Covid-19

Asupan Nutrisi untuk dukungan imunitas:

1. ASI Ibu tidak dapat mendampingi.

Kondisi Ibu Pemberian ASI,

- Bayi baru lahir diberikan ASI Perah setelah Ibu berkonsultasi terkait obat yang dikonsumsi atau ASI donor yang dipasteurisasi.

- Ibu memerah ASI dengan menerapkan protokol kesehatan dan ASI diberikan oleh keluarga yang sehat.

2. Ibu dapat mendampingi (negatif atau positif gejala/gejala ringan)

Baca Juga: Refly Harun: Penanganan Covid-19 Melanggar UU, Jokowi Bisa di Adili

Ibu dapat menyusui langsung dengan menggunakan tanpa masker medis di bagian dalam dan dilapisi masker kain, mencuci tangan, dan membersihkan area kulit yang bersentuhan dengan bayi.

Suplemen Mikronutrien
Zinc Dosis 1 mg/kgBB/hari, diberikan selama 14 hari
Vitamin C Maksimal 400 mg per hari
Vitamin D3 Maksimal 400 IU per hari

Pemantauan bayi baru lahir :
Terjalin komunikasi dengan Fasilitas Kesehatan tempat dilahirkan dan Puskesmas terdekat.

Baca Juga: Pegawai Pajak Terpapar Covid-19, Sri Mulyani : Sebanyak 2.474 Orang Positif

Catatan harian perkembangan klinis:
• Tanda bayi sakit:
- Rewel
- Bayi malas menetek atau minum
- Tangisan dan gerakan melemah
- Demam (suhu lebih 37,50 c) atau hipotermi (suhu kurang dari 36,50 c)

• Gangguan Pernapasan:
- Napas cepat, ≥ 60 kali per menit
- Bayi merintih dan tampak napas cuping hidung
- Retraksi atau tarikan otot dada (atas, sela iga, ulu hati)
- Bayi tampak biru, saturasi oksigen ≤94%

Baca Juga: Pemerintah Tangani Pandemi Covid- 19, Di Kritik Tidak Serius

• Gangguan Pencernaan:
- Muntah
- Diare

Gunakan Buku KIA sebagai media informasi kesehatan bayi baru lahir dan untuk mengenali tanda bahaya pada bayi baru lahir.

Mengakhiri Isolasi Mandiri

Isolasi mandiri diakhiri setelah 10 hari sejak dinyatakan positif Covid-19 dan bayi tetap sehat
serta tanpa gejala.***

Editor: M. Irzal

Sumber: Covid.go.id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini